Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Serial Parodi Kehidupan: Tembokto dan Pajak Senyum

31 Desember 2024   07:06 Diperbarui: 31 Desember 2024   08:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Parodi Kehidupan: Tembokto dan Pajak Senyum, Photo by Heber  Vazquez: pexels.com

Negeri Tembokto adalah sebuah wilayah yang unik dan penuh dengan keabsurdan yang entah bagaimana selalu berhasil membuat warganya mengelus dada sambil tertawa getir. 

Seperti Konoha yang punya Hokage, Tembokto juga punya pemimpin, tapi mereka lebih sering dijuluki "Pahlawan Meja Rapat" karena kerjaannya duduk, diskusi panjang, tapi hasilnya seringkali membingungkan. 

Negara ini punya banyak kemiripan dengan Negeri Konangan (tempat asal Wagyuman dan sebagian besar warga negeri Tembokto), ada istilah "proyek titipan," "uang rokok," dan tentu saja, kebijakan dadakan yang bikin rakyat bingung. 

Di tengah semua itu, ada Kota Atrakaj, sebuah kota yang dulunya jadi pusat segala kegiatan negeri dan Wagyuman tinggal di dalamnya.

Namun sejak ibu kota pindah ke tempat lain, Atrakaj kini hanya jadi kota biasa dengan segala hiruk-pikuk khasnya: jalan macet, pedagang kaki lima, dan warga yang selalu punya ide kreatif untuk bertahan hidup.

Sebagai seorang tukang tambal ban yang dikenal seantero kampung karena humor recehnya, Wagyuman terbiasa dengan kebijakan aneh-aneh yang dikeluarkan pemerintah. Namun kali ini, kebijakan yang diumumkan benar-benar tak masuk akal.

Pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan yang bikin geger seluruh warga: pajak senyum. Ya, Anda tidak salah dengar. 

Setiap kali seseorang tersenyum, mereka harus membayar pajak. Alasannya? Senyum dianggap sebagai bentuk kebahagiaan, dan kebahagiaan, menurut para pejabat Tembokto, adalah sumber daya yang perlu diatur dan dikelola.

Wagyuman, seorang tukang tambal ban di ujung jalan pasar, langsung mengerutkan kening begitu mendengar kabar ini dari radio bututnya. 

"Lah, gimana nasib saya? Kalau pelanggan senyum gara-gara ban mereka beres, terus saya kena pajak juga?" gumamnya sambil menggaruk kepala. 

Istrinya, Bu Wagimey, cuma menghela napas panjang. "Sudah, Pak, kita jangan banyak protes. Nanti malah kena pajak ngomel."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun