Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meutya Hafid Menteri Komdigi yang Merintis Karir Sebagai Jurnalis Televisi

5 November 2024   06:32 Diperbarui: 5 November 2024   07:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @meutya_hafid

Ada 6 menteri dan 8 wakil menteri perempuan di Kabinet Merah Putih yang dibentuk Presiden RI Prabowo Subianto, Meutya Hafid adalah salah satu menteri yang terpilih.

Untuk anak-anak Gen Z mungkin tidak terlalu kenal dengan sosok Meutya Hafid ini, serta bagi generasi sebelumnya yang mungkin lupa, di artikel ini akan diingatkan kembali tentang sosoknya.

Meutya Viada Hafid, lahir pada tanggal 3 Mei 1978, adalah seorang wartawati dan politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi RI). 

Sebelumnya Meutya menjadi Anggota DPR-RI sejak 2010 menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia. Ia adalah seorang kader Partai Golongan Karya yang mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara I.

Di DPR-RI, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR sejak 2019. Sebelumnya, ia bekerja sebagai jurnalis di Metro TV serta menjadi pembawa acara di beberapa acara televisi.

Bagi generasi yang sudah lahir dan dewasa di era 2000-an tentu mengenal kiprahnya saat bertugas sebagai seorang jurnalis TV tersebut.

Terutama ketika dengan menghebohkannya, ia bersama rekannya, Budiyanto, menjadi salah satu wartawan yang tersandera di Irak.

Ketika itu beritanya ramai, dan saya sendiri sempat mengikuti berita tersebut dengan rasa mencekam serta doa selalu teriring agar Meutya dapat dibebaskan.

Melihat sosoknya saat berkiprah di DPR hingga kemudian terpilih menjadi menteri Komdigi, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena tentu itu sebuah apresiasi serta tanggung jawab yang sesuai mengingat kiprahnya di dunia jurnalistik.

Menjadi sandera dan tawanan perang itu adalah peristiwa langka yang tentu akan membentuk Meutya bermental baja, apalagi pengalaman lainnya sebagai seorang jurnalis perempuan.

"Sebelum dikirim ke Irak, saya meliput Tsunami Aceh dulu," ungkapnya dalam tayangan Podcast di Youtube Merry Riana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun