Cara berikutnya yang mungkin termudah, Anda bisa menggunakan media sosial seperti tiktok dan instagram serta mengunggahnya di akun Youtube.
Atau mungkin bekerja sama dengan platform digital serta Over The Top (OTT) channel seperti Netflix, Genflix, lokalfilm.id, Vidio.com, dan sebagainya, dengan menawarkan film Anda untuk tayang di tempat mereka.
Dengan sistem bagi hasil yang masing-masing platform berbeda, temasuk juga prosedur lainnya, para filmmaker, terkhususnya pembuat film pendek berkesempatan mendapatkan cuan dari sana.
Bisa pula dengan melakukan cara "tradisional" yakni lewat roadshow atau pemutaran film keliling. Hal ini sangat mudah dilakukan dibandingkan zaman saya dulu.
Setelah film jadi, yang Anda harus lakukan adalah membuka jaringan dan mencari tempat pemutaran filmnya.Â
Misalnya di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) Jl. H. R. Rasuna Said No.22 Kavling C, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan.
Di sana ada ruangan mini studio jika hanya mengundang sekitar 50-an orang. Atau jika mau tampak lebih prestisius, Anda bisa menyewa ruangan bioskopnya. Kebetulan film pendek saya pernah diputar di kedua ruangan tersebut.
Anda bisa memperhitungkan sistem keuntungannya dengan memungut tiket yang gunanya bukan untuk acara saja, tapi terutama sebagai screening fee, atau biaya pemutaran film. (Di lain artikel nanti akan saya bagikan tips dan trik nya...sabar ya..)
Bagaimana, apakah sudah terbayang potensi besar Anda berkarya dan mendapatkan cuan dengan membuat film pendek?Â
Jika belum dan ingin terus mendapatkan tips dan trik tentang dari hulu ke hilirnya produksi film pendek, ikuti terus artikel-artikel saya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H