Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Pendek Sebagai Sebuah Alternatif Hiburan dengan Potensi Pasarnya

16 Oktober 2024   05:56 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengenal film pendek di tahun 2000-an dan agak sedikit kaget dengan gambaran potensi besar yang terkandung di dalamnya.

Di masa itu saya mulai jatuh cinta dan membayangkan film pendek yang digerakkan oleh tokoh-tokoh di Komunitas Film Independen (konfiden) akan menjadi sesuatu yang luar biasa pada suatu hari.

Dan gulirannya terus bergerak serta peluangnya ditangkap oleh SCTV yang kemudian mengadakan Festival Film Video Independen Indonesia (FFVII) di tahun 2002.

Di tahun itu dengan modal nekat, saya bersama teman-teman di sekitar rumah mendaftar sebagai peserta dan sempat lolos di tahapan awal lomba sehingga kemudian kami ikut di undang dalam rangkaian acaranya di Hotel Kartika Chandra Jakarta Selatan.

Dari sanalah saya belajar mengenai produksi film pendek secara otodidak, setelah sebelumnya berkutat sebagai pemain sinetron anak-anak di TVRI sejak tahun 1984-1995. 

Hanya bermodal dengan pernah menjadi pemain, saya mulai menulis skenario dan menjadi sutradaranya, sambil mengingat segala hal tentang produksi film ketika disutradarai hingga film kami akhirnya selesai digarap.

Setelah itu di dalam berbagai kesempatan, saya di undang oleh kelompok-kelompok kecil, baik di sekolah-sekolah, kampus, atau bahkan di masyarakat seperti majelis taklim dan Karang Taruna untuk berbagi ilmu mengenai produksi film pendek. 

Hingga kemudian saya melihat adanya potensi besar film pendek di negeri ini dari hulu ke hilirnya yang belum tergarap maksimal.

Bahkan di periode sebelum itu saat masih sangat aktif membuat film, seingat saya dalam setahun hampir sepuluh film pendek tercipta, saya bermimpi untuk menciptakan jaringan distribusi film pendek.

Dalam perjalanan mewujudkan impian tersebut, saya semakin memahami apa saja yang dibutuhkan serta harus dilakukan untuk membuat sebuah produksi film pendek yang ideal. Dan tentu juga bagaimana pola distribusinya secara independen.

Berkat dorongan kawan yang mengirim pesan di akun saya ini, saya berencana mulai dari artikel ini, akan mengupas tentang film pendek dari hulu ke hilir, dari pra produksi hingga ke distribusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun