Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Masalah Anak Membuat Anda Kesal, Coba Pahami Ini Dulu

14 Oktober 2024   10:13 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas, apa yang harus dilakukan jika terjadi kondisi demikian?

Pertama dan terutama, para orang tua, harus terlebih dahulu mengakui "dosa"nya dan memohon pengampunan ke mereka. 

Kristen tidak dapat menghitung berapa kali remaja mengatakan kepadanya bahwa orang tua mereka tidak pernah meminta maaf , mengakui kegagalan , atau bahkan berbagi kesulitan . 

Namun, jika kita tidak mau mengakui kesalahan, tidak usah heran jika anak-anak tidak merasa aman untuk berbagi "dosa" dan kesulitan mereka.

Ketika kita menutupi dosa kita sendiri atau terlihat sempurna , anak-anak tidak melihat kita sebagai pihak yang mengidentifikasi diri dengan mereka dalam dosa dan kekurangan mereka. 

Lebih jauh lagi, mereka takut kita akan menolak mereka atau kecewa jika kita benar-benar tahu apa yang mereka pikirkan, rasakan, atau lakukan. 

Karena alasan ini, banyak anak bersembunyi di balik topeng dan memainkan "permainan" versi mereka sambil semakin menjauhkan diri.

Dengan cara yang sama, Anda sebagai orang tua dapat menumbuhkan rasa percaya dan aman untuk anak-anak agar bisa curhat.

Ciptakan kondisi agar mereka merasa bahwa cinta yang sangat besar yang kita miliki hanyalah untuk mereka. 

Sulit untuk membayangkan mereka tidak selalu merasa dicintai oleh kita. Tetapi anak-anak berjuang untuk mempercayai kata-kata kita, meski mungkin dirasakan hambar.

Percakapan tentang pekerjaan sekolah, kegiatan, dan logistik rumah tangga tidak membuatnya terhubung dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun