Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Masalah Anak Membuat Anda Kesal, Coba Pahami Ini Dulu

14 Oktober 2024   10:13 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/Daniel Reche

"Banyak remaja yang datang ke kantor saya memiliki alur berpikir sama dan diulang, namun hanya bisa menjadi pendiam dalam seetiap sei konseling," tulisnya.

Inilah pola yang sama itu menurutnya, dan memang selalu terbukti saat permasalahannya diurai:

“Saya tidak bisa berbicara dengan orang tua saya.”

“Mereka tidak mengerti.”

“Mereka hanya berusaha memperbaikiku.”

“Mereka tidak pernah mendengarkan.”

“Mereka akan menghakimi saya (atau teman-teman saya).”

“Saya akan dihukum/mereka akan mengambil telepon saya jika saya memberi tahu mereka hal itu .”

Apakah hal ini terjadi juga dengan anak-anak dan remaja Anda di rumah? Rasanya iya. Tentu dengan pemicu serta kadar permasalahan yang berbeda satu sama lainnya.

Rasa takut, marah, dan malu yang besar berada di balik keadaan seperti ini. Hidup di bawah beban rasa takut atau malu sering kali mengarah pada "cara-cara penanganan yang tidak adaptif."

Apakah ini berarti setiap remaja yang tidak berbicara menyembunyikan sesuatu? Tidak selalu. Ada banyak alasan yang sah mengapa anak-anak membuat pernyataan seperti yang disebutkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun