Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

OJK: Bijaklah Gunakan Paylater! Terutama untuk Generasi Muda

7 Oktober 2024   13:56 Diperbarui: 7 Oktober 2024   15:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun OJK ke-13 dan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2024, kembali digelar kegiatan OJK Mengajar di Universitas Kuningan (UNIKU), Cirebon, Jumat(4/10/2024),  dengan tema Cerdas Investasi Bagi Generasi Muda (CIREMAI ).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi hadir memberikan materi edukasi keuangan pada kuliah umum yang dihadiri oleh 1.000 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIKU serta diikuti juga oleh ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas UNIKU secara daring.

Dalam paparannya, Inarno mendorong mahasiswa untuk semakin memahami dan memanfaatkan berbagai produk dan layanan sektor jasa keuangan yang semakin mudah diakses sebagai bagian dari perencanaan keuangannya.

Namun, ia berpesan agar pelajar tidak terjebak dalam investasi ilegal yang menjanjikan imbal hasil tinggi sehingga berisiko merugikan konsumen.

"Banyak yang terakumulasi melalui perjanjian yang menggiurkan, tanpa menyadari bahwa investasi tersebut tidak memiliki legalitas yang jelas dan terdaftar pada regulator terkait," ungkapnya.

Sementara itu, menurut artikel di laman Kompas TV, OJK mencatat, utang masyarakat Indonesia lewat skema layanan bayar nanti atau Buy Now Pay Later (BNPL) mencapai Rp7,99 triliun per Agustus 2024, atau naik 89,20 persen secara tahunan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK, Agusman mengatakan, meski pembiayaan Paylater naik, rasio pembiayaan macet atau Non Performing Financing (NPF) gross terjaga di posisi 2,52 persen.

Angka itu membaik dibandingkan bulan Juli yang tercatat 2,82 persen.

Hingga Agustus 2024, dari total 147 perusahaan penyelenggara fintech P2P lending, sebanyak enam perusahaan belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum Rp100 miliar.

"Per September 2024, terdapat 16 dari 98 penyelenggara P2P lending yang belum memenuhi kewajiban ekuitas minimum Rp7,5 miliar. Dari 16 penyelenggara P2P lending tersebut, enam sedang dalam proses analisis permohonan peningkatan modal disetor," ungkapnya. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati memakai Paylater. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun