Bunga penasaran dengan si biang kerok yang menyebabkan keterlambatan mereka tadi siang, tapi juga tak mau terlalu kepo hingga akhirnya masa penghukuman bagi si biang kerok tiba.
Matahari, Untung dan tim dari Kebayoran Lama berdiri dengan posisi siap untuk squat jump, lebih tepatnya berdiri jongkok berkali-kali saja sih. Mereka diminta untuk saling memegang telinga, Bang Rudi yang memberi perintah, maka mereka semua pun menjadi tegang, setegang tiang sutet yang mengalirkan energi listrik besar. Takut tapi kesal dan siap melampiaskan kekesalannya pada siapapun yang berani meledek, begitulah perasaan mereka saat itu.
"Ini hukuman untuk orang-orang indisipliner!" Bang Rudi berkata tegas sambil matanya menatap ke seluruh peserta.
Hampir semua peserta menunduk takut, kecuali Bunga dan Matahari. Dengan cueknya, Matahari membalas tatapan itu dengan wajah datar dan dengan koplaknya malah ngupil. Manusia ajaib!
Semua itu tak luput dari perhatian Bunga, meski ia masih belum tahu siapa si Biang kerok karena memang belum ada kabar validnya. Bunga paling malas bergibah sana-sini dan paling tidak suka dengan segala berita yang tidak pasti kebenarannya. Baginya validitas sebuah informasi itu penting.
Bunga memang bercita-cita menjadi seorang diplomat seperti Papanya hingga akhirnya ia memilih kuliah di jurusan Hubungan Internasional. Dan data itu penting bagi seorang diplomat, ia tak mungkin asal-asalan di dalam mendapatkan data, karena dengan data itulah ia bisa mengolahnya untuk disampaikan baik itu untuk ke internal maupun eksternal institusi.
Untuk itulah, saat mendengar adanya kegiatan Karang Taruna di kelurahannya dan sedang "open recrutment", Bunga menjadi orang yang pertama kali berminat di Kecamatannya. Apalagi saat itu ada event Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), baginya ini kesempatan untuk berkiprah dan memahami bagian kecil dari negaranya, yakni organisasi serta birokrasi di level Kelurahan ke bawah yang merupakan grass root.
"Heh, kamu. Siapa namanya tadi..Mamat! sini kamu!" perintah Bang Rudi dengan membentak dan mata melotot.
"Siap, bang!" ucap Matahari maju dan ketika semua lengah, tangannya yang bekas ngupil tadi dengan cekatan digosokkan ke tembok.
Itu adalah gerakan tangan tercepat dan membutuhkan keahlian khusus, yang hanya dimiliki oleh para pengupil. Mungkin suata saat perlu ada sertifikasi khusus menyangkut kompetensi ini...halah..