Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cak Lontong, Ketika Komedian Jadi Ketua Tim Pemenangan Pilkada. Mikir!

21 September 2024   12:23 Diperbarui: 21 September 2024   12:25 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar youtube Kompas TV

Meski agak terkejut, saya tidak heran sama sekali ketika diberitakan Cak Lontong menjadi Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno di dalam kontestasi Pilkada Jakarta.

Cak Lontong yang bernama asli Lies Hartono ditetapkan dalam amanah barunya tersebut pada Kamis, (5/9/2024) usai Pramono bertemu dengan Sutiyoso di Museum Bang Yos, Jatisampurna, Kota Bekasi.

Dan pada tayangan siniar ROSI di akun Youtube Kompas TV, Cak Lontong bercerita ke Rosiana Silalahi tentang keputusan tersebut serta beberapa pandangannya terhadap prinsipnya di dunia politik serta juga mengenai kisah hidupnya, semua itu bisa Anda lihat di sini.

Ada beberapa hal menarik dari siniar yang tayang pada Kamis, (19/9/2024) kemudian diunggah ke youtube tersebut, terutama tentang "konsep bercanda" menurut Cak Lontong.

"Bercanda itu bukan pada orangnya, tapi tergantung dari konsepnya apa," demikian ungkap Cak Lontong.

Dari penjelasannya yang bisa Anda saksikan di tautan, saya menangkap hal yang lebih dalam dari apa yang sekadar ia sampaikan di sana.

Menurut saya ada sebuah nuansa yang sama ketika Komeng menjadi anggota DPD dari Jawa Barat, dimana hal itu pernah saya tulis di sini. 

Ada sebuah spirit yang sama antara Komeng dan Cak Lontong ketika mereka sebagai komedian kerap menyampaikan kritik secara menggelitik, kini merasa harus terjun ke politik dengan gayanya masing-masing.

Meski tidak kenal secara pribadi dengan mereka, saya paham mengenai apa yang disampaikan Cak Lontong, terutama tentang perjuangannya meraih sukses.

Perjuangannya itulah yang membuat ia merasa "tahan banting" dan tidak takut kehilangan apapun ketika menerima tawaran Pramono-Rano.

Kritik yang menggelitik mengenai panggung politik sebenarnya sudah sejak lama dijalani oleh Trio Warkop Dono-Kasino-Indro, bagi para penggemarnya pasti paham tentang hal itu. 

Meski terkadang mereka dianggap menonjolkan candaan slapstick serta norak, namun semua itu sesungguhnya sebuah kondisi satire bagi bangsa ini.

Sebagai penulis yang juga dari beberapa karya saya lebih ke arah satire, apa yang telah dilakukan oleh para tokoh komedian itu sangatlah saya pahami.

Bercanda adalah sebuah konsep, untuk membuat candaan serta kelucuan dibutuhkan keseriusan tersendiri. Bukan sekadar berprilaku konyol seperti para politikus negeri ini, melainkan benar-benar memikirkan banyak hal berdasarkan wawasan yang perlu digali.

Sejak kecil gemar mendengarkan radio humor Suara Kejayaan, saya memahami betul bagaimana membuat konsep bercanda yang serius itu sangat sulit.

Membuat orang tertawa itu lebih sulit jika dibandingkan membuat orang kesal dan menangis.

Artinya, ketika para komedian bukan lagi sekadar mengkritik di tepian namun turun ke gelanggang, selain mereka mungkin sudah menemukan apa yang harus diperbaiki, tentunya ini menunjukkan bahwa negeri ini sangat butuh untuk dibenahi.

Jika melawak membutuhkan wawasan serta pengamatan untuk membuat konsep "bercanda" di atas panggung, tentunya mereka punya jurus tertentu agar tujuannya tercapai kelak.

Lihatlah bagaimana Komeng memulai dengan foto kocaknya yang ternyata justru membuatnya terpilih tanpa harus jor-joran mengeluarkan banyak modal.

Kita tunggu saja kecerdasan Cak Lontong di dalam memenangkan jagoannya kelak. Mikir!***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun