Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pentingnya Menulis sebagai Upaya Mengabadikan Peradaban Manusia

17 September 2024   06:49 Diperbarui: 17 September 2024   07:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by OVAN: pexels.com

Dengan buruknya literasi "normal" tapi bangsa ini menjadi sedemikian barbarnya di dalam menuliskan perasaan serta pikirannya di media sosial. Sebenarnya, mungkin, tinggal diarahkan saja agar memahami literasi yang sebenarnya seperti apa.

Menulis sebagai aktivitas pencatatan resmi ataupun sekadar dokumentasi kejadian pun masih sangat minim. Penulisan data-data dan sejarah bangsa ini boleh dibilang kacau!

Dilansir dari ANTARA, sebanyak 472 benda budaya Indonesia dikembalikan pemerintah Belanda pada acara penyerahan di Museum Nasional Etnologi di Leiden, Belanda pada Senin (10/7/2023).

Lihat, Belanda tanpa kita sadar telah membuat sebuah pencatatan terhadap sekian banyaknya artefak milik kita yang disimpan oleh mereka di Leiden. Bahkan konon, jika mau belajar tentang budaya kita, di sana sangatlah lengkap datanya. Miris..

Kesadaran kolektif tentang menulis perlu lebih ditingkatkan lagi di kalangan akademis, terutama di tingkat pendidikan dasar.

Entahlah, apakah sistem pendidikan yang bergonta-ganti dari pemerintah lebih menitikberatkan pada permasalahan ini atau tidak. Jika melihat dari buruknya literasi dan sistem pendataan di berbagai bidang, rasanya sih masih sangat jauh dari harapan.

Maka kanal-kanal informasi seperti kompasiana, blog, media sosial, sebenarnya bisa menjadi sarana perubahan agar bangsa ini lebih "melek" literasi dan mulai dapat menulis tentang banyak hal mengenai negeri ini.

Itu pula yang tengah saya lakukan sejak lama, mau ada uangnya atau tidak, saya selalu berusaha menulis, entah hanya sekadar menulis yang pada akhirnya menjadi dokumen di laptop, maupun menulis di kanal-kanal yang tadi sudah disebutkan.

Bagaimana dengan anda? Yuk ah, mulai menulis...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun