Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pentingnya Menulis sebagai Upaya Mengabadikan Peradaban Manusia

17 September 2024   06:49 Diperbarui: 17 September 2024   07:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by OVAN: pexels.com

Mungkin sepintas pembahasan ini merupakan pandangan subyektif saya sebagai seseorang yang mengaku dan hidup dari menulis. Ya, nggak apa-apa juga sih kalau ada yang berpendapat begitu.

Namun saya berusaha untuk tidak sesubyektif itu dalam menjelaskan perkara menulis ini, artinya, saya coba mengungkapkan dari berbagai sudut serta pengalaman pribadi selama menjalani hidup selama hampir setengah abad ini.

Meski mungkin literasi di negeri ini yang merupakan bagian dari dunia tulis-menulis masih belum bagus, itu jika tidak mau dikatakan buruk.

Dilansir dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. 

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). 

Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Dan uniknya, menurut dari artikel di laman Kominfo RI tersebut, meski malas membaca, tapi bangsa ini sangat cerewet di Media Sosial.

Dilihat dari data-data tersebut rasanya miris, namun jika mau diambil positifnya tentu ada. Misalnya, ketika kita coba menggunakan "Filosofi Masih Untung" yang sering digunakan masyarakat.

"Masih untung mereka baca tulisan di medsos dan mau menuliskan kecerewetannya di sana," mungkin itu perkataan yang bisa diambil sisi positifnya.

Entahlah, argumen seperti itu tepat dan bisa dibenarkan atau tidak, namun demikianlah faktanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun