orang tua menjadi hal terpenting untuk itu.
Keluarga merupakan pondasi kokoh di dalam kehidupan bernegara sehingga peranAnak-anak pada prinsipnya bagai kertas putih yang mengikuti "cetakan" dari orang tuanya, baik secara genetik maupun terutamanya secara empirik.
Banyak hal yang sebenarnya menjadi hal penting namun harus bias dan hilang bagaikan tertiup angin sehingga setelah terjadi "sesuatu" terhadap generasi selanjutnya, kita baru merasa ada hal salah yang terlewati.
Di dalam banyak kesempatan saya kerap mengingatkan bahwa mendidik bukanlah mendadak. Artinya di dalam pendidikan, terutama kepada anak-anak tidak bisa dilakukan secara mendadak dan sporadis.
Sifatnya hanya saran dan himbauan karena secara akademis dan sertifikasi mungkin saya bukanlah siapa-siapa, namun ada kecemasan mendalam ketika melihat adanya ketidakberesan terutama di dalam pendidikan karakter bangsa ini.
Adapun untuk memperkuat tulisan ini, saya mengutip sebagian dari laman kidshealth.org di dalam sebuah artikelnya yang membicarakan tentang 9 langkah menjadi orang tua yang efektif.
Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya dan berlaku secara alamiah, berikut adalah hal-hal yang mungkin luput dan sangat bisa diperbaiki agar kita mampu menjadi orang tua dambaan anak:
1. Â Hargai harga diri anak
Sering luput oleh kita bahwa sebagai orang tua, apapun yang dilakukan bahkan sampai ke nada suara itu semua menjadi contoh anak yang terekam tanpa filter sama sekali sejak usia bayi hingga usia 8 tahun.
Kata-kata dan tindakan Anda sebagai orang tua memengaruhi harga diri mereka yang sedang berkembang melebihi apapun.Â
Memuji prestasi anak, betapapun kecilnya, akan membuat mereka merasa bangga serta membiarkan anak-anak melakukan sesuatu secara mandiri akan membuat mereka merasa kuat dan mampu.
namun sebaliknya, setiap komentar yang meremehkan atau membandingkan anak dengan anak lain secara tidak adil akan membuat anak-anak merasa kehilangan harga dirinya.
Pilihlah setiap perkataan Anda dengan hati-hati dan bersikaplah dengan penuh kasih sayang. Sampaikan kepada mereka bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan dan Anda tetap mencintai mereka, meskipun Anda tidak menyukai perilaku mereka.
2. Â Berikan apresiasi dengan sengaja dan segera
Pernahkah sejenak berpikir tentang seberapa seringnya Anda bereaksi negatif terhadap anak-anak dalam sehari?Â
Tanpa disadari mungkin Anda mendapati diri lebih sering mengkritik daripada memuji, bahkan mungkin saja memaki dengan memarahinya.Â
"Gimana ya rasanya jika itu terjadi pada diri kita sendiri?"
Nah untuk mengimbangi hal tersebut, cobalah untuk memergoki anak-anak di dalam melakukan tindakan yang benar. Artinya, anda menunggu momen atau bahkan menciptakannya dengan sengaja kemudian berikan apresiasi berupa perkataan seperti berikut,
"Kamu merapikan tempat tidur tanpa diminta, keren!" atau "Hebat, saya melihatmu bermain dengan adikmu dan kamu sangat sabar." Pernyataan-pernyataan ini akan lebih mendorong perilaku baik dalam jangka panjang daripada omelan berulang-ulang.
Buatlah momen untuk menemukan sesuatu yang dapat dipuji setiap hari. Bermurah hatilah dalam memberi hadiah cinta, pelukan, dan pujian dapat memberikan keajaiban dan sering kali merupakan hadiah yang cukup.Â
Anda akan segera menyadari bahwa hal itu akan "menumbuhkan" lebih banyak perilaku positif dari anak setelahnya.
3. Â Berdisiplin dan konsisten
Disiplin tidak berarti melakukannya dengan kekerasan atau sesuatu yang sangat tegas sehingga anak menjadi tersiksa. Santai saja.
Tujuan disiplin adalah untuk membantu anak-anak memilih perilaku yang dapat diterima dan belajar mengendalikan diri.Â
Mereka mungkin akan menguji batasan yang Anda tetapkan untuk mereka, dan sebenarnya mereka membutuhkan batasan tersebut untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Menetapkan aturan rumah akan membantu anak memahami harapan Anda dan mengembangkan pengendalian dirinya.Â
Beberapa aturan perlu disepakati, termasuk misalnya seperti: tidak boleh menonton TV sampai pekerjaan rumah selesai, dan tidak boleh memukul, mencaci-maki, atau mengejek dengan cara yang menyakitkan.
Hal ini bisa diterapkan dengan sistem "Punishment" dan "reward", memberikan sanksi dan penghargaan. Atau misalnya lebih mendetil dengan memberikan satu peringatan, diikuti dengan konsekuensi seperti "waktu istirahat" atau hilangnya hak istimewa.Â
Biasanya yang sering menjadi kesalahan umum orang tua adalah tidak menindaklanjuti dengan konsekuensi secara konsisten dan disiplin.Â
Anda tidak dapat mendisiplinkan anak-anak karena membantah suatu hari dan mengabaikannya di hari berikutnya, karena hal itu malah akan membuat semuanya menjadi "rusak".
4. Luangkan waktu
Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian sesuai keinginannya dari orang tua mereka sering kali bertindak atau berperilaku buruk karena mereka pasti akan minta diperhatikan dengan cara itu.
Orang tua, baik ayah ataupun ibu, kerap "terlalu" fokus dengan aktivitas rutinnya dan merasa lelah ketika selesai hingga kadang abai dengan kondisi anak yang sebenarnya sedang ingin diperhatikan.
Untuk itu, luangkanlah waktu anda demi mereka!
Ciptakan "hari khusus" setiap pekan untuk bersama dan biarkan anak-anak Anda membantu memutuskan bagaimana menghabiskan waktu itu.Â
Diskusikan dengan mereka dan cari cara lain untuk terhubung atau misalnya dengan menaruh catatan atau sesuatu yang  menarik di kotak makan siang anak Anda, di kamar, atau di tempat lain yang bisa menjadi hal istimewa baginya.
Namun jangan pula merasa bersalah jika Anda adalah orang tua yang bekerja. Banyak hal kecil yang Anda lakukan seperti membuat masakan bersama, bermain kartu, nge-mall dan lain sebagainya, yang semua itu akan diingat oleh anak-anak.
 Itu empat hal terutama yang perlu secara khusus diperhatikan selain cara lain yang bisa dijelaskan secara singkat seperti berusaha menjadi panutan terbaik, sering berkomunikasi dua arah sekecil apapun, fleksibel dan beradaptasi dengan mereka.
Sampaikan dengan beragam cara bahwa Anda adalah orang tua yang sangat mencintai mereka serta selalu jujur menyampaikan keterbatasan yang ada tanpa harus merasa menjadi "si paling benar".***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H