Writerpreneur merupakan istilah yang menggabungkan dua kata, yaitu writer yang berarti penulis dan entrepreneur yang berarti wirausaha.
Dikutip dari laman UICI, hal tersebut pernah disampaikan oleh Kirana Kejora dalam acara Webinar UICI: “Everyone Can be A Writerpreneur” yang dimoderatori oleh Direktur Komunikasi Publik UICI, Izzaty Zephaniah pada Selasa (20/06/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Kirana menyampaikan bahwa seorang writerpreneur juga merupakan bagian dari apa yang dikenal dengan istilah creativepreneurship.
Dan cakupan profesi dari writerpreneur tersebut sangatlah luas serta beragam antara lain novelist, travel writer, scriptwriter, script supervisor, contentwriter, co-writer, ghostwriter, publisher, publishing consultant, speaker, lecturer, dan lain-lain.
Ditegaskannya pula, sebagai bagian dari creativepreneur, maka hal utama yang harus dimiliki penulis adalah kreativitas dan inovasi.
“Kalau kita mau hidup dari writerpreneur, maka harus ada inovasi dalam literasi kita,” ungkap Kirana.
Kirana menegaskan tujuan utama seorang writerpreneur tidak menjual buku, tetapi menjual pesan seluas mungkin.
Pendapatan yang di dapat jika berkecimpung dalam dunia Writerprenuership pun tidak bisa dianggap main-main, bahkan ada yang dibayar dengan mata uang asing seperti dolar Amerika.
Misal seperti ketika menulis novel di platform digital FIZZO, bayaran dolar Amerika menanti. Banyak penulis yang pernah merasakannya dengan mendapatkan bayaran hingga puluhan juta rupiah.
Demikian pula ketika menjadi content creator di media online, semisal di jaringan Media Online Promedia, seperti di Bondowoso Network, pencapaian terbesar dari salah seorangnya pernah hingga 30 jutaan.
Bagi mereka yang tertarik di dunia film dan sinetron, ini pun masih menjadi ladang basah karena diakui, sebenarnya dibutuhkan banyak sekali penulis skenario.