ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dasar logika dengan menggunakan teori Silogisme, Logisme dan Fallacy atau kesalahan berpikir untuk ilmu pengetahuan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitaif dengan teknik analisis literatur. Hasil dari penelitian dapat memahami ilmu logika yang peranannya sangat penting apalagi dalam hal berpikir serta kajian untuk memperkuat argumentasi dalam logika yang benar dalam silogisme dan logisme serta jangan ada kesesatan cara berlogika.
Kata kunci: Dasar, Silogisme, logisme, fallacy,teori
Logika adalah ilmu yang cabangnya filsafat yang harus dipelajari dalam kebenaran berpikir, pengembangan pemikiran setiap orang. Dalam berpikir mempunyai karakteristik untuk menemukan suatu kebenaran dengan silogisme, logisme dan jangan sampai ada kesalahan penalaran atau fallacy (Sobur, 2015). Dengan menggali dasar-dasar logika tersebut dapat meningkatkan cara berpikir kritis dan analisis ketika melakukan interaksi sosial serta pengambilan keputusan jika terjadi permasalahan.Â
Dengan berpikir yang kritis harus berproses dibutuhkan banyak menyerap informasi yang benar melalui cara seperti membaca buku, diskusi dengan teman atau di suatu komunitas yang membantu dan berlatih proses logika berpikir yang benar. Cara berpikir bisa disebut kriteria kebenaran maksudnya adalah untuk menjadi dasar untuk menemukan suatu kebenaran. Sesuau yang dianggap benar belum tentu benar makanya perlu di analisis dengan logika berpikir yang benar (Mesah et al., 2024).
Logika berpikir merupakan suatu keterampilan yang harus dipraktikan dalam hidup, dengan cara memahami konsep dasar teori silogisme, logisme dan falaccy. Dalam memahami logika harus memahami secara definisi yang bener logika adalah pertentangan antara premis dan kesimpulan dalam berargumentasi (Mesah et al., 2024). Logika harus dipelajari di ilmu filsafat yang banyak orang awam mengatakan bahwa yang belajar filsafat itu bisa tidak percaya tuhan atau bahkan gila, itu tidak ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Orang belajar logika itu untuk mengetahui akan suatu kebenaran dengan logika yang dipelajari di cabang ilmu filsafat.Â
Dalam artikel ini, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitaif dengan teknik analisis literatur. Data dikumpulkan melalui studi perpustakaan yang mencakup buku, jurnal, dan artikel terkait teori silogisme, logisme, dan kesalahan penalaran. Sumber-sumber ini dipilih berdasarkan relevansi dan kontribusinya terhadap pemahaman dasar-dasar logika. Setelah pengumpulan data, dilakukan analisis kualitatif dengan cara mengkategorikan informasi yang diperoleh.Â
Kerangka teoritis dibangun berdasarkan temuan dari analisis literatur. Dalam tahap ini, peneliti mengorganisasi berbagai teori dan konsep yang telah dikumpulkan untuk menggambarkan hubungan antara silogisme, logisme, dan kesalahan penalaran. Data yang telah dijelaskan selanjutnya diinterpretasikan untuk menarik kesimpulan mengenai pentingnya memahami dasar-dasar logika dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dasar Memahami Logika Berpikir
Secara etimologis, logika berasal dari bahasa yunani, yaitu logike artinya kata sifat dan logos yang maksudnya adalah kata benda, artinya logika untuk penalaran rasional yang diungkapkan melalui kata-kata serta diungkapkan melalui bahasa. Logos juga adalah wacana artinya adalah visi yang digambarkan dengan akal. Pikiran dan perkataan mempunyai hubungan yang erat dalam cabang ilmu filsafat yang mempelajari hukum-hukum cara berlogika yang benar dan dikemas secara berbeda. Manfaat memahami ilmu logika yang peranannya sangat penting apalagi dalam hal berpikir serta kajian untuk memperkuat argumentasi (Mesah et al., 2024).
Logika berpikir dengan Silogisme
Silogisme adalah bagian dari logika, dalam sejarah Silogisme berasal dari bahasa Yunani yang artinya penggabungan penalaran. Jadi bisa dikatakan bahwa silogisme adalah proses logis yang terdiri dari tiga bagian yaitu deduktif, silogistik dan ketika adalah perumusan hubungan yang terdapat konsekuensinya. Silogisme sendiri merupakan penemuan terbesar oleh ahli filsafat terkenal yang bernama Aristoteles (Rohmadi & Irmawati, 2020).Penemuan Silogisme dapat dikatakan bahwa silogisme adalah setiap penyimpulan, dimana daru dua keputusan (premis-premis) dan kesimpulan.
Unsur -- unsur silogisme ada tiga, Premis Mayor, Premis Minor, dan Medium. Bagian pertama adalah premis mayor merupakan keputusan pertama, Maksud dari kata premis adalah kalimat yang dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan. Premis mayor adalah yang memuat term mayor dari silogismenya. Nanti akan menimbulkan predikat kesimpulan. Premis Minor dapat diartikan adalah pangkal pikiran yang kecil dari silogisme yang merupakan keputusan kedua setelah premis mayor, nanti akan menimbulkan predikat dalam kesimpulannya. Medium adalah bagian yang sama dalam dua keputusan, atau term menengan karena penghubung anatar premis mayor dengan premis minor, tetapi tidak muncul dalam kesimpulan (Rohmadi & Irmawati, 2020).
Kerangka dasar Logisme
Logika (logic) berasal dari bahasa Yunani "logos" yang berarti "kata","ucapan", atau "alasan". Secara etimologi logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam bahasa. Logisme adalah studi tentang penyimpulan dari suatu masalah yang dihadapi dalam memahami harus menentapkan ukuran serta ada landasan hukum logika yang benar.Â
Jenis logika ada empat yaitu Logika Formal, Logika Informal, Logika Simbolis dan Logika Matematika.Â
Logika formal ialah sebuah pemikiran logika filosofis. Aristoteles mengatakan bahwa logika adalah bentuk pernyataan yang bernalar sesuai logika dengan menggunakan akal sehat untuk menunjukkan suatu kebenaran.Â
Logika Informal yaitu disiplin untuk dipelajari argumen bahasa alami. Logika ini untuk menilai, menganalisis, dan memperbaiki penalaran bahasa sehari-hari yang dilakukan dalam kehidupannya.
Logika Simbolis adalah logika yang membahas tentang ketidak jelasan simbolis untuk menangkap ciri formal inferensi logis. Hal ini sangat menghubungkan hubungan simbol satu sama lain.Â
Logika Matematika adalah logika yang mengarah pada penerapan teknik logika ke pelajaran matematika atau lebih fokus ke representasi dan analisi logika formal (Rohmadi & Irmawati, 2020).
Kesesatan Berpikir
What is logical fallacy? Fallacy berasal dari kata fallacia yang berarti deception atau "menipu". Sesat berpikir merupakan tipe ketika argumen yang terlihat benar namun sebenarnya terjadi kesalahan dalam penalaran berpikirnya. Secara akademis Fallacy adalah kerancuan berpikir yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun konsep berpikirnya. Dapat di artikan bahwa kesesatan berpikir adalah proses argumentansi dengan menggunakan penalaran yang tidak logis serta salah arah dan menyesatkan (Rohmadi & Irmawati, 2020).
Sejarah sesat berpikir lahir bersamaan dengan logika lahir serta lahirnya Filsafat Barat di Yunani. Ada dua pelaku yang sesat berpikir yaitu mereka  orang yang menganut Sofisme dan Paralogisme, mereka melakukan kesesatan berpikir dengan di sengaja untuk menyesatkan orang lain. Karena yang pertama mempraktikkan adalah  kaum sofis yang merupakan suatu kelompok yang mahir berpidato pada zaman Yunani Kuno.Pelaku Paralogisme adalah pelaku yang tidak menyadari bahwa akan terjadinya kesesatan dalam berpikirnya. Mereka tidak sengaja melakukan argumentasi yang bahwa pendapat itu terjadi kesesatan berpikir (Rohmadi & Irmawati, 2020).
Manfaat memahami ilmu logika yang peranannya sangat penting apalagi dalam hal berpikir serta kajian untuk memperkuat argumentasi. Silogisme sendiri merupakan penemuan terbesar oleh ahli filsafat terkenal yang bernama Aristoteles. Penemuan Silogisme dapat dikatakan bahwa silogisme adalah setiap penyimpulan, dimana daru dua keputusan (premis-premis) dan kesimpulan. Logisme adalah studi tentang penyimpulan dari suatu masalah yang dihadapi dengan menetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah atau tidak sah. Fallacy adalah kerancuan berpikir yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun konsep berpikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mesah, W., Darma, F. E., & Lawalata, M. (2024). Memahami Logika Berpikir Sebagai Landasan Membangun Argumentasi Yang Kuat. Jurnal Teologi Injili Dan Pendidikan Agama, 2(3), 173--185.
Rohmadi, Y., & Irmawati, W. (2020). Dasar-Dasar Logika Efudepress Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Efudepress, 1--148.
Sobur, K. (2015). Logika Dan Penalaran Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 14(2), 387--414. https://doi.org/10.30631/tjd.v14i2.28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H