Sejarah sesat berpikir lahir bersamaan dengan logika lahir serta lahirnya Filsafat Barat di Yunani. Ada dua pelaku yang sesat berpikir yaitu mereka  orang yang menganut Sofisme dan Paralogisme, mereka melakukan kesesatan berpikir dengan di sengaja untuk menyesatkan orang lain. Karena yang pertama mempraktikkan adalah  kaum sofis yang merupakan suatu kelompok yang mahir berpidato pada zaman Yunani Kuno.Pelaku Paralogisme adalah pelaku yang tidak menyadari bahwa akan terjadinya kesesatan dalam berpikirnya. Mereka tidak sengaja melakukan argumentasi yang bahwa pendapat itu terjadi kesesatan berpikir (Rohmadi & Irmawati, 2020).
Manfaat memahami ilmu logika yang peranannya sangat penting apalagi dalam hal berpikir serta kajian untuk memperkuat argumentasi. Silogisme sendiri merupakan penemuan terbesar oleh ahli filsafat terkenal yang bernama Aristoteles. Penemuan Silogisme dapat dikatakan bahwa silogisme adalah setiap penyimpulan, dimana daru dua keputusan (premis-premis) dan kesimpulan. Logisme adalah studi tentang penyimpulan dari suatu masalah yang dihadapi dengan menetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah atau tidak sah. Fallacy adalah kerancuan berpikir yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun konsep berpikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mesah, W., Darma, F. E., & Lawalata, M. (2024). Memahami Logika Berpikir Sebagai Landasan Membangun Argumentasi Yang Kuat. Jurnal Teologi Injili Dan Pendidikan Agama, 2(3), 173--185.
Rohmadi, Y., & Irmawati, W. (2020). Dasar-Dasar Logika Efudepress Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Efudepress, 1--148.
Sobur, K. (2015). Logika Dan Penalaran Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 14(2), 387--414. https://doi.org/10.30631/tjd.v14i2.28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H