Mohon tunggu...
Dimas Hermawan
Dimas Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Indonesia

Seorang mahasiswa yang menghabiskan waktu dengan menonton film, menulis cerita, membaca buku, dan mencoba banyak hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat: Stereotipe dan Solusi Mudah Memahaminya

22 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 28 Januari 2024   08:51 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata filsafat, orang awam mungkin akan langsung kaget kemudian berpikir filsafat adalah hal rumit, hanya berbicara dengan logika, atau bahkan mengaitkannya dengan agama. Padahal, sebagai induk dari segala ilmu, filsafat bukanlah hal yang aneh dan mengherankan sehingga takut untuk mempelajarinya. Seharusnya, hal tersebut menjadi bekal dan penuntun untuk terus belajar akan hal-hal baru.

Filsafat bukanlah sekadar berdebat soal penciptaan alam semesta, mana yang lebih dahulu antara telur dan ayam, atau bahkan keberadaan Tuhan. Filsafat lebih dari itu. Logika dalam berpikir menjadi hal penting dalam filsafat. Dengan logika, pola pikir kita sebagai manusia tentunya akan tahu dan paham apa yang harus dilakukan pada situasi-situasi tertentu.

Sejak dahulu, filsafat tidak pernah lekang dari pandangan masyarakat. Banyak orang yang bilang jika belajar filsafat, maka akan menjadi ateis. Kemudian didukung dengan sejumlah fakta bahwa memang ada orang-orang yang menjadi ateis setelah mempelajari filsafat. Sebenarnya, hal tersebut tidaklah semata-mata mengubah kepercayaan orang terhadap agama, karena ada faktor-faktor tertentu di balik perubahan tersebut.

Gambar: Pexels.com
Gambar: Pexels.com

Sebaliknya, justru filsafat bisa menjadi pondasi iman yang kita miliki akan keberadaan Tuhan dan juga pola pikir yang lebih terbuka dan peka terhadap lingkungan karena logika yang terus terasah mendalami ilmu dasar.

Stereotipe ini akan terus melekat di benak masyarakat jika kita tidak mencoba untuk mengedukasinya karena filsafat sebagai induk dari segala ilmu sangatlah penting untuk terus dipelajari.

Pada dasarnya, filsafat itu lebih dari apa yang kita bayangkan. Selama puluhan abad, filsafat selalu menjadi tonggak peradaban manusia yang telah melahirkan banyak perubahan. Sebagai generasi yang hidup di zaman modern ini, setidaknya kita mampu untuk berpikir kritis dan tunduk akan ilmu, karena ilmu lah yang telah memberikan kita bekal untuk masa depan yang lebih baik.

Jika kamu memang tertarik untuk mempelajari filsafat, jangan takut dengan stereotipe yang ada. Karena stereotipe tetaplah stereotipe, tidak mengubah seseorang begitu saja. 

Mempelajari filsafat tidaklah sulit jika kamu menemukan cara mudahnya. Ada banyak jalan untuk mempelajari filsafat, salah satunya adalah melalui buku. Jika kita ingin paham suatu hal, isi dan gaya penulisan pada sebuah buku sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini ilmu filsafat, maka novel Dunia Sophie adalah jawaban dari kesulitan mempelajari filsafat.

Novel Dunia Sophie merupakan sebuah novel sejarah filsafat berbalut cerita fiksi yang menceritakan seorang gadis berusia empat belas tahun yang tertarik dengan filsafat. Novel ini ditulis oleh penulis terkenal, Jostein Gaarder, dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari tiga puluh bahasa di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun