Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

KJOG Bukber di Depot Jawa Timur, Tak Sekadar Makan

4 Juni 2019   05:55 Diperbarui: 4 Juni 2019   06:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngerumpi rasa rapat (doc.Riana Dewie)

Lagi-lagi makan! Seperti kata iklan minuman botol di tv: mau ngapain aja, pasti makan. Agenda makan atau kuliner menjadi salah satu ajakan menggiurkan yang sulit ditolak. "Rejeki jangan ditolak", begitu nasehat orang tua. Seperti hal yang "sering" dilakukan komunitas Kompasianer Jogja (KJOG) mengajak untuk mencicip makanan.

#OOT

Sebelum berlanjut, perlu diketahui bersama. Bahwasanya komunitas yang "katanya" komunitas doyan makan atau pun komunitas tukang review makanan itu suatu hal yang kurang tepat.

Jadi, lewat agenda kuliner tersebut KJOG menstimulan anggotanya untuk tetap giat menulis di Kompasiana. Produknya berupa ulasan kuliner tersebut. Ajakan makan suatu yang menggiurkan bukan menurut kalian?

Ngerumpi berfaedah sebelum makan

Ramadan terasa kurang greget jika tanpa bukber. KJOG pun akhirnya menggelar agenda bukber. Makan lagi ya? Tentu! Sungguh beruntung saya lahir dan tinggal di Indonesia dengan segala kekayaannya! Termasuk kekayaan kuliner yang harus dicicipi demi kejayaan nusantara!-hehe

Berlokasi di sebuah pusat perbelanjaan baru di sebelah utara kota Jogja. Tepatnya di Sleman City Hall. Kami berkumpul di Depot Jawa Timur. Dari nama tempatnya sudah ketebak ya? Yap! Yang akan kami icip adalah menu makanan Jawa Timur.

Namanya juga bukber, sabar menanti waktu berbuka tiba. Sayang, di radio hanya bisa request lagu, tidak bisa request azan maghrib lebih awal.

Kumpul, tak sekadar untuk makan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Moment menunggu buka puasa tiba digunakan untuk #ngabubuTalk. Suatu rumpian berfaedah saat ngabuburit.

Suasana rumpi (doc. Riana Dewie)
Suasana rumpi (doc. Riana Dewie)

Rumpian kala itu membahas salah satu platform sosmed populer, Instagram. Ngerumpi berfaedah saat itu dibintangi oleh salah satu pengelola akun publik instagram besar di Jogja yaitu @fyijogja. Monyoku, panggilan akrab laki-laki muda dengan spirit berbagi yang luar biasa.

Platform sosmed berbagi foto itu ternyata memiliki fungsi lain selain untuk memasarkan konten tulisan atau blog. Instagram memiliki fasilitas caption dengan jumlah karakter hingga 2.200 karakter. Hingga muncullah tren nge-blog di instagram atau instablogging. Tak sampai di situ, masih banyak optimasi yang bisa kita lakukan untuk instagram.

Semua kembali ke pribadi masing-masing dan pengalaman masing-masing. Learning by doing menjadi cara ampuh untuk optimasi instagram. 

Explore tools dan fasilitas yang disediakan oleh platform tersebut. Tak usah galau dengan jumlah follower. Niatkan berbagi dan berbuat baik untuk sesama. Dan buat konten berkualitas. Follower akan berdatangan sendiri.

"Aku ingin bermanfaat untuk orang lain kak. Salah satu caranya dengan berbagi informasi lewat akun publik @fyijogja", terang Monyoku saat ditanya apa alasannya memiliki dan mengelola akun publik di instagram.

Icip menu Jawa Timur

Konsentrasi kami pun mulai buyar ketika detik-detik berbuka puasa segera tiba. Hal tersebut ditandai dengan hilir mudik pramusaji menyiapkan menu santap berbuka puasa untuk kami.

Waktu berbuka puasa tiba! Segera kami beralih mengerubungi meja yang penuh dengan aneka sajian menu makanan: es sirup, es buah, kolak, soto lamongan, sayur lodeh, ayam kremes, tempe mendoan, aneka sambal, kerupuk dan tentunya nasi.

Tercyduk (doc. Riana Dewie)
Tercyduk (doc. Riana Dewie)

Setelah membatalkan puasa dengan es buah, saya menghampiri soto lamongan. Penasaran dengan cita rasanya. Katanya sih enak. Suiran ayam, telur rebus, suun rebus, irisan kol dan tomat, menjadi isian dalam soto lamongan. Ada juga yang menambahkan uritan, isian ati/ampela, ceker ayam, dll.

Soto Lamongan sajian dari Depot Jawa Timur sungguh endess! Rasanya gurih, ditambah dengan bumbu koya khas soto lamongan yang membuatnya semakin 'akh'! Apalagi porsinya mengenyangkan, tak perlu tambah nasi kalo saya.

Soto Lamongan (doc. Riana Dewie)
Soto Lamongan (doc. Riana Dewie)

Menu selanjutnya adalah sayur lodeh. Biasanya saya mendapati sayur lodeh dengan rasa 'berat', sayur lodeh di Depot Jawa Timur ternyata berbeda, rasanya 'ringan' dan gurih. Sayang, rada asin menurut lidah saya.

Tak hanya soto lamongan dan sayur lodeh. Depot Jawa Timur menyediakan aneka menu masakan Jawa Timur lainnya. Seperti rawon dan rujak cingur. Depot Jawa Timur untuk sementara waktu bisa dijumpai di Lantai 2 unit Semar Foodcourt Sleman City Hall.

Perut sudah terisi. Perbincangan pun berlanjut semakin seru. Satu hal yang ingin saya utarakan. Instagram memang bisa di monetize. Tapi apalah artinya kita jika tak bermanfaat bagi sesama? Bagaikan soto lamongan tanpa taburan bumbu koya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun