Mengutip kalimat dari sebuah film di tahun 80-an, "Merpati tak pernah ingkar janji". Kalimat tersebut rupanya menjadi inspirasi bagi Bapak Surono, Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM ketika Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010, "Merapi tak pernah ingkar janji".
Kalimat singkat, penuh makna tersebut memiliki penafsiran yang luas. Jika ditafsirkan ke dalam kejadian alam, siklus Gunung Merapi meletus telah tercatat di dalam sejarah erupsinya. Mulai dari siklus singkat, menengah, bahkan tidur panjang Gunung Merapi selama kurang lebih 30 tahun.
Jika ditafsirkan ke dalam konteks anugerah Tuhan akan bentang alamnya yang elok, Gunung Merapi memang tak pernah ingkar janji dalam menyajikan keelokkannya. Mulai dari panorama Gunung Merapi yang selalu epik diabadikan di dalam jepretan kamera maupun dinikmati dengan mata telanjang, kekayaan sumber daya alamnya, hingga kekayaan hayati serta menjadi tempat bermukim aneka ragam hayati.
***
Kalikuning Adventure Park
Keelokkan Gunung Merapi menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Gunung Merapi pun dimasukan ke dalam daftar destinasi wisata alam yang kudu dikunjungi. Ya, wisata Gunung Merapi memang sungguh luar biasa, seolah-olah tidak ada habisnya.
Erupsi tahun 2010 yang lalu menjadikan Gunung Merapi memiliki destinasi wisata baru. Destinasi tersebut dikenal dengan istilah Lava Tour. Berwisata offroad menggunakan jeep menyaksikan peninggalan erupsi Gunung Merapi di tahun 2010. Sejak tahun 2010 hingga kini, masyarakat sekitar Gunung Merapi terus berbenah diri, baik dari segi kehidupan maupun perekonomian.
![Kalikuning (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/11/img-20180107-093628-hdr-5a57334ff133444ce86e6293.jpg?t=o&v=770)
Pada tanggal 06 Januari 2018, berlokasi di Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman terukir sejarah dibukanya Camping Family Kalikuning Adventure Park. Surat Perjanjian Kerjasama ditanda tangani oleh perwakilan dua institusi yang terdiri dari institusi Balai Taman Nasional Gunung Merapi dan masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok pengelola yang diberi nama Kalikuning Park.
Camping Family Kalikuning Adventure Park yang berdiri di Zona Pemanfaatan Ruang Publik Balai Taman Nasional Gunung Merapi menjadi salah satu langkah nyata Balai Taman Nasional Gunung Merapi dalam menggandeng masyarakat menjadi mitra. Harapannya, masyarakat memiliki rasa memiliki Taman Nasional Gunung Merapi sehingga dapat turut menjaga dan melestarikannya.
Alternatif untuk camping
Berbagai fasilitas Camping Family dibangun di zona pemanfaatan ruang publik tersebut oleh Balai Taman Nasional Gunung Merapi, antara lain tenda family, pendapa, toilet, mushola, lahan parkir dan spot foto. Seluruh aset tersebut dipercayakan untuk dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok Kalikuning Park. Di samping itu, masyarakat juga disediakan tempat untuk membuka usaha warung dan persewaan perlengkapan kemah.
Camping Family Kalikuning Adventure Park dapat menjadi alternatif wisata alam bagi wisatawan yang ingin berkemah tetapi tidak ingin repot membawa perlengkapan kemah. Lima tenda family yang tersedia bisa menjadi pilihan kemah kekinian. Tenda berbentuk segitiga yang menyerupai rumah mini tersebut terbuat dari rangka besi dengan atap, dinding dan alas terbuat dari papan plafon yang dicat menyerupai kayu. Tenda family tersebut memiliki kapasitas 4 orang. Tersedia juga tenda dome bagi yang ingin totalitas dalam berkemah. Tak perlu khawatir akan perlengkapan kemah lainnya. Kalikuning Adventure Park menyediakan semua perlengkapan kemah, mulai dari sleeping bag, matras, kompor portable, dan sebagainya.
![Jembatan Plunyon (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/11/img-20180107-095040-hdr-5a5734decf01b410eb39d4c2.jpg?t=o&v=770)
Kalikuning Adventure Park juga menyediakan camping ground. Camping ground tersebut dapat menjadi alternatif bagi Anda yang ingin berkemah di Gunung Merapi dengan membawa perlengkapan kemah sendiri tetapi tidak ingin mendaki. Untuk tiket berkemah dibandrol dengan harga Rp 20.000,- per orang. Camping ground tersebut dapat menampung puluhan tenda.
Trekking pendek ajang edukasi mengasikkan
Selain berkemah, kita juga dapat menikmati perjalanan menyusuri Kalikuning, yang lebih dikenal dengan istilah trekking. Jalur trekking pendek yang ditawarkan sepanjang kurang lebih 2500 meter dapat kita nikmati sambil belajar flora dan fauna yang ada di Taman Nasional Gunung Merapi. Pemandu akan memandu sepanjang perjalanan trekking pendek menyusuri Kalikuning.
![Trekking pendek (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/11/pixlr-20180111153300518-5a5733ffdd0fa8295722b333.jpg?t=o&v=770)
Tak hanya flora saja, kita juga dapat mempelajari fauna selama trekking. Fauna endemik Gunung Merapi yang dapat kita amati salah satunya adalah Aplonis Panayensis, yang sering dikenal dengan nama Perling Mata Merah. Setelah memasuki pintu masuk Kalikuning, Plunyon berjajar batang pohon yang telah mati, batang pohon tersebut dijadikan rumah bagi si Perling Mata Merah. Tempat tersebut menjadi salah satu spot pengamatan burung. Balai Taman Nasional Gunung Merapi menyediakan teropong dan monokuler sebagai alat untuk mengamati burung di spot tersebut. Tak hanya si Perling Mata Merah saja, jika Anda beruntung Anda akan menemui fauna endemik lainnya selama trekking, bahkan Anda bisa menemui si Elang Jawa---burung langka endemik Gunung Merapi.
Berjalan menyusuri Kalikuning, melewati jembatan Plunyon hingga bertemu sebuah dam yang berdetak. Suara detakan tersebut berasal dari pompa hidram yang terpasang di bawah dam. Suara hentakan katup pompa menjadikannya seolah-olah berdetak bak suara jantung. Pompa hidram tersebut adalah teknologi tepat guna yang digunakan untuk menaikkan air hingga ke atas bukit---camping ground.
Pompa hidram adalah pompa air yang bekerja menggunakan hentakan hidrolik air. Pompa tersebut dirancang oleh penemu berwarganeraan Perancis bernama Josephem Montgolfierem pada abad ke-18. Prinsip kerja pompa tersebut adalah menggunakan energi kinetik dari air yang mengalir. Menurut para ahli, pompa tersebut mampu menaikkan air dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi dengan perbandingan 1:5. Artinya, air yang masuk ke dalam badan pompa dengan ketinggian sumber air 1 meter, maka pompa tersebut mampu menaikkan air pada ketinggian 5 meter dari posisi pompa dipasang.
![Pompa hidram (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/11/img-20180107-102655-hdr-5a5734e05e1373101654f8f2.jpg?t=o&v=770)
Berjalan beberapa meter ke depan, kesegaran air Umbul Temanten telah menyambut. Umbul Temanten merupakan sepasang mata air yang terdiri dari Umbul Wadon dan Umbul Lanang. Kedua mata air ini sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat Jogja, yaitu dalam memasok air bersih. Dari mata air inilah pasokan air bersih ke beberapa penjuru Jogja dialirkan.
Penamaan mata air tersebut berdasarkan karakteristiknya masing-masing umbul. Umbul Wadon dengan karakteristiknya adalah mata airnya menggenang. Umbul Lanang dengan karakteristiknya adalah mata air yang memancar keluar. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, jika seorang laki-laki maupun perempuan susah mendapatkan jodoh kemudian melakukan ritual di Umbul Temanten ini, maka akan segera mendapatkan jodoh.
Trekking pendek ditutup dengan menanam tanaman pohon Kemenyan di sekitar area Umbul Temanten. Monumen tersebut menjadi pengingat di masa mendatang jika singgah kembali di Umbul Temanten. Hal tersebut juga merupakan salah satu program dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi dalam melakukan penghijauan dengan melibatkan masyarakat secara langsung.
![Penanaman pohon Kemenyan (dok. Totok)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/11/img-20180111-wa0001-5a5735645e1373101765a472.jpg?t=o&v=770)
Berwisata tak hanya untuk beronani dan pamer di media sosial. Ingat, bahwa kita sebagai pelaku wisata juga bertanggung jawab untuk menjaganya. Mencari tempat yang indah, membuat tempat yang indah bahkan nyaman, itu mudah. Menjaganya agar tetap indah dan nyaman, itu bukan hal yang mudah. Jagalah alam sekitarmu seperti kamu menjaga dirimu sendiri.
Salam lestari,
Dimas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI