Berbagai fasilitas Camping Family dibangun di zona pemanfaatan ruang publik tersebut oleh Balai Taman Nasional Gunung Merapi, antara lain tenda family, pendapa, toilet, mushola, lahan parkir dan spot foto. Seluruh aset tersebut dipercayakan untuk dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok Kalikuning Park. Di samping itu, masyarakat juga disediakan tempat untuk membuka usaha warung dan persewaan perlengkapan kemah.
Camping Family Kalikuning Adventure Park dapat menjadi alternatif wisata alam bagi wisatawan yang ingin berkemah tetapi tidak ingin repot membawa perlengkapan kemah. Lima tenda family yang tersedia bisa menjadi pilihan kemah kekinian. Tenda berbentuk segitiga yang menyerupai rumah mini tersebut terbuat dari rangka besi dengan atap, dinding dan alas terbuat dari papan plafon yang dicat menyerupai kayu. Tenda family tersebut memiliki kapasitas 4 orang. Tersedia juga tenda dome bagi yang ingin totalitas dalam berkemah. Tak perlu khawatir akan perlengkapan kemah lainnya. Kalikuning Adventure Park menyediakan semua perlengkapan kemah, mulai dari sleeping bag, matras, kompor portable, dan sebagainya.
Kalikuning Adventure Park juga menyediakan camping ground. Camping ground tersebut dapat menjadi alternatif bagi Anda yang ingin berkemah di Gunung Merapi dengan membawa perlengkapan kemah sendiri tetapi tidak ingin mendaki. Untuk tiket berkemah dibandrol dengan harga Rp 20.000,- per orang. Camping ground tersebut dapat menampung puluhan tenda.
Trekking pendek ajang edukasi mengasikkan
Selain berkemah, kita juga dapat menikmati perjalanan menyusuri Kalikuning, yang lebih dikenal dengan istilah trekking. Jalur trekking pendek yang ditawarkan sepanjang kurang lebih 2500 meter dapat kita nikmati sambil belajar flora dan fauna yang ada di Taman Nasional Gunung Merapi. Pemandu akan memandu sepanjang perjalanan trekking pendek menyusuri Kalikuning.
Tak hanya flora saja, kita juga dapat mempelajari fauna selama trekking. Fauna endemik Gunung Merapi yang dapat kita amati salah satunya adalah Aplonis Panayensis, yang sering dikenal dengan nama Perling Mata Merah. Setelah memasuki pintu masuk Kalikuning, Plunyon berjajar batang pohon yang telah mati, batang pohon tersebut dijadikan rumah bagi si Perling Mata Merah. Tempat tersebut menjadi salah satu spot pengamatan burung. Balai Taman Nasional Gunung Merapi menyediakan teropong dan monokuler sebagai alat untuk mengamati burung di spot tersebut. Tak hanya si Perling Mata Merah saja, jika Anda beruntung Anda akan menemui fauna endemik lainnya selama trekking, bahkan Anda bisa menemui si Elang Jawa---burung langka endemik Gunung Merapi.
Berjalan menyusuri Kalikuning, melewati jembatan Plunyon hingga bertemu sebuah dam yang berdetak. Suara detakan tersebut berasal dari pompa hidram yang terpasang di bawah dam. Suara hentakan katup pompa menjadikannya seolah-olah berdetak bak suara jantung. Pompa hidram tersebut adalah teknologi tepat guna yang digunakan untuk menaikkan air hingga ke atas bukit---camping ground.
Pompa hidram adalah pompa air yang bekerja menggunakan hentakan hidrolik air. Pompa tersebut dirancang oleh penemu berwarganeraan Perancis bernama Josephem Montgolfierem pada abad ke-18. Prinsip kerja pompa tersebut adalah menggunakan energi kinetik dari air yang mengalir. Menurut para ahli, pompa tersebut mampu menaikkan air dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi dengan perbandingan 1:5. Artinya, air yang masuk ke dalam badan pompa dengan ketinggian sumber air 1 meter, maka pompa tersebut mampu menaikkan air pada ketinggian 5 meter dari posisi pompa dipasang.