Mohon tunggu...
Dimas Anang Saputra
Dimas Anang Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A student who focuses on social and political research, as well as a student who likes to talk about lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Aplikasi Pelayanan Digital, Tangerang Live dengan Sapawarga

3 Juli 2024   00:37 Diperbarui: 3 Juli 2024   00:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : (Peneliti, 2024)

Perkembangan dan kemajuan zaman menyebabkan manusia terus berusaha menciptakan perubahan dan inovasi dalam perkembangan kehidupannya. Terutama di era sekarang yang merupakan era teknologi sedang berkembang dan mengalami kemajuan yang biasa di sebut era 4.0 yang dimana segala bentuk urusan manusia mulai dari kehidupan sehari-hari hingga kepengurusan dalam administrasi yang dimana dulu membutuhkan manusia lainnya dalam memproses segala bentuk kepengurusan namun sekarang sudah di usahakan dengan menggunakan teknologi yang dimana teknologi ini membantu manusia di dalam mempermudah segala macam bentuk kepengurusan. Dan hal tersebut sudah mencapai pada tingkat administrasi kenegaraan yang dimana segala bentuk kepengurusan dokumen kenegaraan sekarang sudah memalui jalan yang cukup mudah karena menggunakan kemajuan teknologi. Hal ini didasari pada kebutuhan dan tuntutan zaman dalam transformasi digital yang mengharuskan perpindahan proses kerja dari analog menuju digital (Pasaribu, Widjaja, 2020).

Transformasi digital ini didasari pada Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 mengenai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektromik (SPBE). Intruksi tersebut menyebabkan dorongan dalam mengupayakan smart area digital yang didalamnya terdiri dari smart village, smart city, and smart province. Menjawab persoalan tersebut banyak daerah-daerah di Indonesia mulai memperbaiki tingkat pelayanannya dan beralih kepada konsep pelayanan publik berbasis digital.

Beberapa keuntungan yang juga di rasakan di dalam transformasi digital ini antara lainnya adalah kepengurusan dokumen melalui internet atau teknologi terbaru kan yang menjadi salah satu cara pemerintah dalam mengatasi upaya KKN atau (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang dimana kegiatan ini hadir dari adanya transaksi tatap muka antara masyarakat dan oknum birokrasi yang melihat adanya keuntungan dari proses administrasi kenegaraan secara manual. Oleh sebab itu pemerintah berupaya bertransformasi dalam bidang administrasi dengan membuat aplikasi penunjang guna kepentingan transformasi lingkungan pmerintah ke digital. segala kepentingan pemerintah berbasis elektronik yang biasa di sebut sebagai e-government yang dimana dengan e-government ini pemerintah berharap dapat menekan kecurangan dan ketidak efektifan yang biasa hadir di tengah-tengah kepengurusan dokumen kenegaraan. Tentu saja hal tersebut dapat terjadi, mengingat teknologi memberikan kecepatan dan kemudahan sehingga bisa mengefektifkan Langkah birokrasi yang ada (Christian, Rahmatunnisa, 2024).

Berangkat atas transformasi digital tersebut maka setiap pemerintah daerah yang ada di Indonesia memiliki sebuah inovasi sendiri dalam upaya menjawab tuntutan jaman dalam hal transformasi digital. Hal tersebut bisa dilihat dari aplikasi Tangerang LIVE yang dibentuk pemerintah Kota Tangerang sebagai bentuk tranformasi digital. Aplikasi Tangerang LIVE merupakan sebuah platfrom pelayanan publik yang didalamnya terdapat fitur yang berguna dalam menunjang keperluan warga masyarakat Kota Tangerang dalam mengakses keperluan pembuatan dokumen, informasi seputar Tangerang dan masih banyak lainnya. Aplikasi ini dibentuk sebagai upaya kemajuan pelayanan public yang dibuktikan dengan adanya satu aplikasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Kota Tangerang dalam pelayanan. Sebab kebutuhan pelayanan yang berkualitas dan bermutu tinggi jadi upaya penting yang ada dalam pelayanan publik (Hidayat, 2017).

Adapun daerah lain yang paham akan kondisi dan kebutuhan transformasi digital ini juga di laksanakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dimana dalam hal ini untuk menjawab persoalan tersebut pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat suatu aplikasi serupa seperti yang ada di Tangerang yaitu Aplikasi Sapawarga. Aplikasi ini juga memuat segala upaya informasi yang terjadi di Jawa Barat dan juga dalam rangka mempermudah upaya pelayanan publik yang terupgrade. Dengan dibuktikan fitur-fitur yang di desain sedemikian rupa guna menjawab kebutuhan pembuatan dokumen yang efektif. Serta hal ini menjadi sebuah cita-cita pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengejar dan mewujudkan West Java Digital Province Portal (JabarProvGoID, 2022).

Namun dalam pengupayaan transformasi digital ini dalam aspek pelayanan publik pasti memiliki sebuah perbedaan yang dapat dilihat dari setiap aplikasi di masing-masing daerah. Mengingat aspek pembangunan aplikasi di dasari pada potensi dan kebisaan pemerintah daerah dalam membangun aplikasi yang baik dalam upaya transformasi digital dibidang pelayanan publik. Oleh sebab itu artikel ini akan membandingkan bagaimana aplikasi Tangerang Live dengan aplikasi Sapawarga. Perbandingan ini akan berangkat dari teori inovasi yang dikemukakan Rogers (1983) yang terdapat 5 indikator karakteristik yang dijadikan pedoman dalam perbandingan ini yaitu relative advantage (keuntungan relative); compatibility (Kesesuaian); complexcity (kerumitan); Triability (kemungkinan dicoba); observability (kemudahan diamati).

METODE

Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur, yaitu studi penelaahan dimana dalam pencarian data guna menunjang penelitian ini menggunakan sumber berdasar dari dokumen artikel, jurnal, dokumentasi dan lainnya yang secara tidak langsung akan menggambarkan kondisi dari apa yang diteliti (Ruslan, 2008). Dengan analisis induktif akan menyawab setiap indikator dengan data-data factual yang tertulis pada sumber bacaan jurnal, artikel, dan berita. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan situasi dan kondisi dari isu apa yang diteliti. Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data dan analisis data menggunakan data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang peneliti tulis dan dokumentasikan saat berada di Jabar Comand Center (JCC) serta data skunder berdasar dari platform lain seperti jurnal, artikel dan berita.

PEMBAHASAN

Transformasi digital dalam hal ini menjadi kunci utama dalam kelangsungan peningkatan pelayanan yang baik dalam hal ini ruang birokrasi pemerintahan. Bagaimana sebuah transformasi pelayanan digital menyebabkan adanya sebuah aspek yang meminimalisir segala upaya dalam penanggulangan tingkat kecurangan yang ada di dalam pelayanan publik berbasis tradisional. Dengan begitu pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah Kota Tangerang menjawab persoalan tersebut dengan meluncurkan aplikasi penunjang pelayanan publik. Namun apakah perbedaan dari kedua aplikasi tersebut dalam menjawab persoalan lingkungan birokrasi digital, oleh sebab itu isu tersebut akan dikaji dengan pendekatan 5 karatkeristik inovasi dari Rogers.

Relative advantage (Keuntungan Relative)

Bagian ini berdasar kepada keuntungan atau bisa dikaitkan dengan aspek nilai kepuasan masyarakat serta keuntungan yang didapat pemerintah daerah dengan adanya aplikasi ini. Bagaimana indikator ini menyatakan sebuah kondisi yang dihasilkan dari suatu produk atau program yang dibentuk tersebut. Jadi dapat dilihat dari segi nilai dan keuntungan yang didapat dari pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan adanya aplikasi Sapawarga yang menjadi acuan bagaimana suatu indikator pembaharuan teknologi terjadi dalam ruang lingkup birokrasi di wilayah tersebut. Hal ini menjadi sebuah acuan kebanggan tersendiri dari masyarakat serta pemerintah daerah terkait sebagai upaya kemajuan birokrasinya.

Keuntungan ini juga dapat dilihat dari segi pelayanan publik yang efektif yang terjadi di Jawa Barat dengan adanya aplikasi Sapawarga sehingga bisa menjawab kebutuhan mengenai pelayanan publik yang terjadi di Jawa Brat. Hal ini juga terjadi di Kota Tangerang bagaimana aplikasi Tangerang LIVE dapat menjadi dongkrak pembaharuan teknologi pelayanan publik yang secara langsung bisa memahami kebutuhan serta aspirasi masyarakat Kota Tangerang (Hidayat, 2017).

Jadi secara penyelenggaraan dapat memberikan gambaran bahawasaanya ada sebuah kemajuan dalam penanganan pelayanan publik yang lebih responsif. Dengan kata lain ada penyelenggaraan pelayanan publik yang terjadi dengan kebutuhan masyarakatnya secara langsung. Serta dengan adanya aplikasi ini pemerintah daerah tersebut dapat merealisasikan sebuah transparansi birokrasi yang baik, disamping masyarakat dapat mengetahui bagaimana seluk beluk prosedur pembuatan dokumen secara langsung serta tarif resmi yang ditetapkan. Sehingga hal ini tidak membawa kepada permasalahan isu pungli dan korupsi yang selalu terjadi dalam upaya pembuatan dokumen di pemerintahan.

Compatibility (kesesuaian)

Arti kesesuaian dalam hal ini ialah dilihat dari faktor apakah aplikasi ini bisa menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan dalam segi pelayanan publik. Ditinjau dari kesesuaian dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan yaitu perangkat teknologi seperti command center. dan hal ini terjawab dengan implementasi adanya sebuah sektor kesesuaian yang dapat di akses masyarakat dalam membuat berkas, serta menggunakan sarana dan prasana yang ada di wilayah tersebut. Bagaimana di Jabar sendiri memiliki command center sebagai upaya kontrol dan pengawasan basis data di Jawa Barat sehingga dapat memberikan tanggapan cepat jika terjadi permasalahan di dalam implementasi aplikasi di lapangan.

Kota Tangerang pun juga memiliki command center sebagai tempat kontrol aplikasi yang berjalan serta menjadi basis data mengenai penanganan dokumen yang melalui aplikasi. Command center yang di urus oleh dinas Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) menjadi suatu acuan bagaimana jalannya sebuah birokrasi yang tepat di wilayah tersebut.

Complexity (kerumitan)

Kerumitan dalam hal ini adalah segi penggunaan aplikasi Tangerang Live dan Sapawarga. Kerumitan dalam penggunaan aplikasi ini terbilang sudah sangat minim bagaimana aplikasi ini diberikan upgrade yang signifikan dari tahun ketahun. Jadi kedua aplikasi ini sudah bisa megikuti keperluan dan selalu upgrad guna kepentingan penggunaan yang lebih baik di masyarakat. Hal ini bisa dibuktikan dengan menu dari setiap aplikasi yang terbilang cukup baik dengan keterangan yang menjelaskan fitur-fitur yang terdapat di aplikasi.

 

 

Sumber : (Portal JABAR, Portal Kota Tangerang, 2024)
Sumber : (Portal JABAR, Portal Kota Tangerang, 2024)

 

Triability (kemungkinan dicoba)

Dalam aspek ini menekankan pada nilai uji coba dari kedua aplikasi ini. Sebelum launching aplikasi Sapawarga dan Tangerang LIVE pasti ada sesi uji coba di masyarakat. Uji cob ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana pengalaman masyarakat menggunakan aplikasi ini, apakah ada kekurangan yang dirasakan saat menggunakan aplikasi tersebut atau tidak. Dengan begitu pemerintah bisa merevisi dan upgrade aplikasi ke yang lebih baik. Dibuktikan dengan kedua aplikasi ini terus berjalan dan mengalami pembaharuan yang pasti.

Observability (kemudahan diamati)

Setelah aspek-aspek mengenai promosi dan sosialisasi aplikasi telah lancar dijalankan, upaya selanjutnya adalah dengan melihat apakah antusias masyarakat dengan keberadaan aplikasi ini seperti apa. Bagaimana masyarakat Jawa Barat dalam melihat dan mengunduh aplikasi ini sebagai fasilitas penunjang pelayanan publik. Begitupula dengan di Kota Tangerang bagaimana kesan masyarakat terhadap aplikasi ini apakah aplikasi ini sudah menjawab pertanyaaan mengenai birokrasi yang buruk serta pelayanan pemerintahan yang kurang. Masyarakat juga bisa memberikan masukan dan keritik jika memang harus ada pembaharuan terhadap aplikasi sehigga aplikasi fasilitas pelayanan publik ini dapat menunjang kebutuhan masyarakat secara langsung dan update. Sehingga nilai kemudahan akses serta review aplikasi merupakan poin penting dalam menunjang ide dan inovasi membangun kedepannya.

 

KESIMPULAN 

 

Transformasi digital memang harus menjadi objek penting yang harus dipikirkan pemerintah karena dengan transformasi digital maka pemerintah bisa terus berupaya dan bersaing dalam tekanan zaman, serta dengan trasnfrmasi digital ini maka akan menjawab permasalahan mengenai kebutuhan fasilitas pelayanan publik yang berbasis kepada teknologi terbarukan. Dan hal ini telah di jalankan dan digambarkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pemerintah Kota Tangerang yang dimana mereka meluncurkan aplikasi yang dapat membantu mengakses segala bentuk urusan yang ada di masyarakat.

 

Sebuah transformasi digital dengan meluncurkan aplikasi yang terkoneksi dengan pemerintah langsung dan dapat menjawab pertanyaan masyarakat mengenai efesiensi pembuatan dokumen dan lain sebagainya merupakan sebuah optimisme pemerintahan daerah lainnya agar membentuk daerahnya menjadi smart area digital. Dengan kata lain bisa menjawab persoalan tipologi yang muncul dari adanya pelayanan publik tradisional, pelayanan publik digital juga dapat mengimplementasikan birokrasi bersih dan transparan diluar dari nilai efesiensi yang dikejar dari adanya aplikasi ini. Dengan begitu perbandingan yang terjadi antara aplikasi Sapawarga dan Tangerang LIVE keduanya memiliki persamaan yang cukup dekat dalam segi implementasi hingga pemeliharaan serta perencanaan. Ditambah fitur yang menunjang keduanya mencerminkan kedua wilayah ini memiliki optimisme mengejar smart digital city dan smart digital province.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aulia, R., Mukhroman, I., & Restu, U. (2019). Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Tangerang Via Aplikasi Tangerang Live Dalam Menyampaikan Informasi Kepada Masyarakat Di Kota Tangerang (Doctoral dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).

 

Budhirianto, S. (2021). PEMANFAATAN APLIKASI SAPAWARGA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI INFORMASI TERKAIT PANDEMI COVID-19. DIALEKTIKA, 8(1), 56-85.

 

Christian, A. J. (2024). IMPLEMENTATION DIGITALIZATION OF PUBLIC SERVICE IN WEST JAVA PROVINCE: A STUDY OF THE SAPAWARGA PROGRAM. DIA: Jurnal Administrasi Publik, 22(01), 269-288.

 

Hidayat, W. (2021). Analisis Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Aplikasi Tangerang Live Di Kota Tangerang. Jurnal Studia Administrasi, 3(2), 48-57.

 

Luthfi, M. A. (2023). ANALISIS PENGEMBANGAN KAPASITAS RUKUN WARGA (RW) DALAM PEMANFAATAN APLIKASI SAPAWARGA DI KELURAHAN ISOLA KOTA BANDUNG. Prosiding Nasional FISIP Universitas Islam Syekh-Yusuf, 1, 71-79.

 

Nizwar, E. O. Evaluasi User Experience Menggunakan Metode Kansei Engineering (Studi Kasus: Aplikasi Tangerang LIVE) (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

 

Nugraha, R. S. (2022). Optimalisasi Aplikasi Sapa Warga di Kota Bandung dalam bentuk Pelayanan Publik Berbasis Digital. KATA PENGANTAR, 19.

 

Setiawati, F. (2021). Implementasi Kebijakan Program Tangerang Live Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kota Tangerang. Pelita: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah, 21(1), 13-37.

 

Sopian, K., & Mulyono, D. (2023). Pengembangan Aplikasi Sapa Warga Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat. Comm-Edu (Community Education Journal), 6(2), 257-265.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun