Mohon tunggu...
Dimas Bagus Aditya
Dimas Bagus Aditya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mengkritiklah sebelum mengkritik itu dilarang!

Alumnus SMA Negeri Jogoroto, Jombang. Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Akankah Bulutangkis Indonesia Bangkit Kembali?

17 Juli 2022   20:09 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:14 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berpose usai meraih juara Malaysia Masters. Sumber: sports.okezone.com

Jika FajRi gagal meraih juara di ajang sebelumnya, berbeda diajang ini, mereka berhasil meraih juara setelah berhasil mengandaskan wakil merah putih lainnya, The Daddies dengan straight game 21-12 21-19. Prestasi FajRi juga diikuti pula oleh Chico Aura Wardoyo setelah menekuk wakil Hong Kong berdarah Indonesia. 

Sayang, nasib kurang bagus diterima oleh ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang harus menelan pil pahit setelah dikalahkan oleh juara dunia dua kali asal Tiongkok. Dua gelar ini sukses mengantarkan Indonesia meraih juara umum di negara tetangga, Malaysia. 

Sangat menarik untuk dikaji, bagaimana Indonesia gagal total di kandang sendiri tetapi justru menggebrak perhatian BL kala meraih juara umum di negara serumpunnya. Ya, setidaknya supaya tidak dikatakan oleh buzzer dengan kalimat 'jago kandang' lah yaw, hahaha.

Gebrakan atlet-atlet Indonesia lainnya juga dilakukan seminggu kemudian. Kali ini, negara tetangga Indonesia, Singapura. Atlet-atlet Indonesia berlaga diajang Singapore Open. Hasilnya tiga gelar direbut dari Singapore Indoor Stadium. 

Tiga gelar itu dipersembahkan oleh Anthony Sinisuka Ginting (MS), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva (WD), dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (MD). Tak hanya itu saja, prestasi itu semakin lengkap saat Indonesia telah memastikan satu gelar dari sektor ganda putra. Hal ini tidak terlepas dari empat ganda putra Indonesia yang berhasil menembus semifinal.

Sebuah prestasi yang sangat-sangat membanggakan. Empat ganda putra Indonesia ini juga mencetak rekor dengan mencapai semifinal ganda putra pertama di turnamen Super Series/World Tour yang dikuasai oleh satu negara. Kalau kata warganet, ganda putra Indonesia bersinar terang benderang layaknya matahari. 

Sejauh ini, saya melihat ganda putra Indonesia berada dilevel terbaik, pun demikian dengan ganda putri yang dalam beberapa turnamen selalu mengirimkan wakilnya di final. Ya, meskipun wakil itu hanya Apriyani Rahayu/Siti Fadia saja. Tetapi saya yakin dengan beberapa gelar yang telah diraih oleh 'Duo Bondol' - sebutan warganet pada PriFad -  memicu motivasi pasangan ganda putri lainnya untuk meraih juara.

Lantas bagaimana dengan tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran? Untuk ketiga sektor tersebut saya belum bisa memprediksi seperti apa. Namun, dilihat dari turnamen terakhir baik Malaysia Masters ataupun Singapore Open. Asa itu ada di tiga sektor tersebut, tunggal putra termasuk yang teratas karena berhasil menyabet gelar di dua turnamen itu. Berbeda dengan dua sektor lainnya, tunggal putri yang dimotori oleh Gregoria Mariska Tunjung memang masih belum menunjukkan hilal.

Jangan salah, Jorji termasuk tunggal putri yang mumpuni bila melihat dari ajang Malaysia Masters karena berhasil menembus semi final. Jorji merupakan satu-satunya tunggal putri yang berhasil meraih semifinal diluar TOP 4. Cukup bagus, apalagi dalam dua turnamen terakhir mantan juara dunia junior 2017 itu berhasil mengalahkan juara dunia sekaligus pemegang ranking 1 dunia, Akane Yamaguchi. Memang satu turnamen bukanlah patokan tetapi saya yakin Jorji mampu menunjukkan yang terbaik.

Bagaimana dengan peluang ganda campuran? Ah, saya belum bisa berkata apapun. Terdegradasinya Praveen/Melati dan Hafidz/Gloria membuat ganda campuran seolah stagnan bahkan bisa dibilang menurun. Lantas apakah pengganti dua senior itu telah menunjukkan geliat apik? Entah, saya belum memprediksi. 

Apalagi sektor ganda campuran merupakan sektor buangan, katanya sih. Rinov/Pitha yang didapuk sebagai ganda campuran nomor wahid pun masih angin-anginan. Tetapi semoga dengan hasil runner up di turnamen Malaysia Masters dapat memacu semangat dan daya juang RiPith. Oleh karena itu, akankah bulutangkis Indonesia bangkit kembali? Insyaallah akan bangkit tetapi kapan saya juga kurang tahu. BRAVO BULUTANGKIS INDONESIA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun