Bulan Agustus. Saat-saat tidak jelas karena pengurusan visa berangkat menuju Belanda serba tidak jelas saat pandemi. Namun kami bersyukur, akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama keluarga besar dengan waktu yang lama. Suatu hal mewah yang jarang kami dapatkan selama merantau selama empat tahun di Taiwan.
Bulan September, bulan terberat bagi kami. Akhirnya hari itu tiba. Berpisah kembali dengan putri kecil kami, kali ini dengan jarak yang lebih jauh, sangat jauh. Pertama menginjakkan kaki di tanah Eropa, polos dan lugu. Diberi ujian dengan kecopetan barang berharga di hari pertama kami tiba di Belanda. Sebuah kejadian yang menyiratkan sebuah kalimat sambutan yang tegas:
"Selamat datang Kawan, Eropa tidak akan semudah itu ditaklukan!"
Bulan Oktober hingga Desember. Saat-saat adaptasi yang cukup kompleks. Keadaan pandemi kembali membuat kami tidak cukup banyak bertemu dengan orang-orang untuk bersosialisasi. Hanya sering berdua saja di rumah.
Istri sedang mengalami proses adaptasi pekerjaan yang cukup berat. Begitu pula denganku. Terbiasa selama hampir empat tahun di Taiwan bekerja dengan ritme tinggi di lapangan atau luar rumah, kali ini hanya bisa berdiam diri saja bekerja dari rumah.
***
Hidup adalah tentang persiapan dan rencana. Persiapan dan rencana yang matang, ditambah dengan eksekusi yang baik, akan menghasilkan hasil yang luar biasa. Sudah seberapa baik rencana dan persiapan kita menyambut tahun baru?
Akhir tahun 2019 kami merencanakan hal yang sederhana. Istri lulus tepat waktu kemudian kami akan kembali ke tanah air. Memang kami memiliki mimpi untuk tinggal di negara lain. Kala itu negeri impian kami adalah Kanada. Namun kami hanya sekedar mimpi.
Selanjutnya, yang kami lakukan adalah bekerja mewujudkan mimpi itu. Apa yang kami kerjakan? Tidak hal yang muluk-muluk dan hal besar. Sederhana saja.
Istri fokus pada penelitian dan mengerjakan disertasi. Aku fokus bekerja dengan baik di toko online dan sebagai kurir antar. Kami menjalani semua dengan hati senang dan ikhlas. Pernah merasakan sedih dan gundah karena merasa apa yang dikerjakan ternyata hasilnya tidak sesuai harapan? Pernah dan sering. Itu sangat manusiawi. Namun kami memilih untuk cepat bangkit dan segera mengerjakan hal lainnya dengan sebaik mungkin.
Kami meyakini sebuah hal, dalam hidup ini kita seperti bermain sebuah puzzle yang sangat besar, benar-benar besar. Terkadang kita merasa sudah melakukan hal terbaik namun gagal. Kemudian kita berpikir hal yang dilakukan adalah sebuah hal yang sia-sia. Apakah itu benar? Tidak.