Mohon tunggu...
Dimas putrautomo
Dimas putrautomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

saya mempunyai kepribadian yg penyabar,bisa bekerja sama ,mempunyai hobi berenang dan bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ikatan-Ikatan Sosial Dalam Pandangan Islam

1 November 2024   20:18 Diperbarui: 1 November 2024   20:24 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.Saudara yang seiman-seagama atau ukhuwah imaniyah. Berikut penjelasannya:

Dimensi Ukhuwah Manusia Islam mengenal beberapa dimensi ukhuwah yang diantaranya:

a.Saudara sesama manusia atau bisa disebut ukhuwah insaniytih.

Persaudaraan sesama manusia artinya kesamaan dan kesetaraan manusia pada Allah SWT. “Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari satu pasang laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku bangsa, supaya kamu saling mengenal bukan supaya saling membenci atau bermusuhan. Karena sesungguhnya, yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah dalah dia yang paling bertakwa. Sebab Allah maha tahu dan maha mengenal” (QS Al-Hujurat/49:13). Dapat dikatakan bahwa manusia satu dalam ikatan keluarga dan persaudaraan adalah yang mendorong masing-masing berpartisipasi pada setiap kegiatan yang besar atau luas, yang bermanfaat pada semua golongan manusia, seperti penciptaan keadilan dan perikemanusiaan.

b.Saudara nasab dan perkawinan atau ukuwah nasabiyah shihriyah.

Penjelasan yang kuat dari Al-Qur'an tentang persaudaraan nasab adalah sebagai berikut. "Dialah yang menciptakan manusia dari air, lalu dijadikan-Nya berkerabat dan bersanak saudara; dan Tulisanmu Mahakuasa" (QS Al-Furqan 25:54). Kehidupan keluarga, yang terdiri dari pasangan suami isteri, anak-anak, dan cucu, adalah nikmat dari Allah SWT dan harus dikelola dengan baik. Orang-orang yang beriman diminta untuk memperhatikan perilaku mereka sendiri, keluarga, dan semua orang yang mereka miliki hubungan darah atau semenda. Persoalan ini sangat penting dan memiliki akibat yang sangat mengerikan jika orang terjerumus.

c.Saudara antara suku dan bangsa atau ukhuwah sya'biyah wathaniyah,

Tentu orang-orang diciptakan dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Antara suku, ras, dan bangsa mereka digunakan sebagai nama untuk memudahkan bukti diri antara perbedaan sifat-sifat tertentu. Semua satu di hadapan Allah SWT, juga orang yang paling bertakwa adalah yang paling mulia dihadapan Allah. Persaudaraan iman dan persaudaraan kebangsaan tentu harus terjadi satu sama lain secara bersamaan. Muslim menjadi pecinta bangsa sendiri dengan memahami kebangsaan dalam konteks kemanusiaan. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan ajaran agamanya, dia juga harus mendukung nilai baik yang bermanfaat bagi bangsanya. Adapun muslim Indonesia diharuskan agar berjuang untuk menegakkan ukhuwah ini. Jika tidak, Allah SWT akan mudah untuk membinasakan negara tersebut sebagaimana Allaj telah membinasakan negara lain yang lebih kuat dan kemudian menggantinya dengan yang baru.

d.Saudara sesama pemeluk agama atau ukhuwah diniyah.

Menurut pengakuan, bahwa agama-agama lain tidak berarti selalu benar. Sebaliknya, jika pengakuan setiap agama berkembang tentu berhubungan dengan sosial, sosial yang menghargai dan juga menghormati satu dengan yang lain, prinsip ini didasari oleh perbedaan dan juga keragaman sesame manusia. Ukhuwah sesama pemeluk agama ini mendorong mereka untuk ko-eksistensi dan bekerja sama. Mereka bekerja sama dalam program amaliyah yang lebih praktis, mulai dari tingkat negara hingga rakyat biasa."Pluralitas bangsa, suku, agama, dan golongan adalah prinsip yang abadi yang mendorong orang untuk saling bersaing dalam melakukan kebaikan, bersaing untuk mencapai prestasi, dan memberikan tuntunan bagi perjalanan bangsa-bangsa pemilik peradaban untuk kemajuan dan ketinggian.

e.Saudara antara seiman dan seagama atau ukhuwah imaniyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun