Salah satu cues to action yang signifikan adalah pandemi COVID-19, di mana layanan kesehatan daring menjadi kebutuhan mendesak. AI membantu menjaga kontinuitas layanan kesehatan saat interaksi langsung dibatasi.Â
Hal ini menunjukkan bagaimana situasi tertentu dapat mendorong masyarakat untuk mencoba solusi berbasis AI. Artikel Manganello et al. (2017) menyoroti bahwa teknologi digital efektif dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat, membuktikan bahwa digitalisasi dapat menjadi langkah strategis dalam pelayanan publik.
Likelihood of Behavior
Dengan meningkatnya literasi digital dan kepercayaan terhadap teknologi, kemungkinan adopsi AI dalam kesehatan terus meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa AI mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan efektivitas layanan kesehatan (Habibi & Haryati, 2022).
 Namun, kolaborasi antara manusia dan teknologi tetap penting. Tenaga medis perlu didukung oleh AI, bukan digantikan, untuk memastikan layanan yang holistik dan empati.
Kesimpulan nya, Kecerdasan buatan telah merevolusi layanan kesehatan dengan memberikan solusi yang lebih cepat, personal, dan efisien. Dalam kerangka Health Belief Model, kesadaran akan manfaat dan risiko, didukung oleh dorongan situasional, dapat mempercepat adopsi AI dalam kesehatan.Â
Namun, tantangan seperti privasi data dan kesenjangan digital harus segera diatasi agar manfaat maksimal dapat dirasakan oleh semua kalangan. Dengan pendekatan yang tepat, AI bukan hanya menjadi alat, tetapi juga mitra yang memperkuat kualitas hidup masyarakat.
Referensi :
Sanhaji, G., & Hizbullah, A. I. (2024). Pemanfaatan Artificial Intelligence Dalam Bidang Kesehatan. EDUSAINTEK: Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 11(1), 234-242.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H