Langit kembali mendung. Rein mempererat genggamannya aku menatap bola matanya, aku  tau ada kesungguhan di situ langit mulai memuntahkan rintiknya aku mengganguk dan dengan yakin mengatakan " Ya".Â
"Lihat Rey, hujan menjadi saksi cinta kita. Selama ada hujan, cintaku selalu ada untukmu . Meskipun terkadang, kemarau berkepanjangan dan kekeringan di mana-mana, tapi hujan pasti ada dan akan datang, memberikan kesejukkan dan harapan. Begitupun cintaku, selalu ada untukmu ".
Hujan semakin deras  perahu kami bergrak cepat menuju pantai setelah membayar sewa perahu kami pun meninggalkan BJK dengan bunga-bunga yang bermekaran di hati.
"Masuklah Rein, berteduhlah sebentar aku akan buatkan teh hangat untukmu."
"Tidak usah Rey, aku pulang aza ada yang harus ku kerjakan, besok pagi aku akan menjemputmu lagi. Jaga diri dan jaga hati untukku, ya ".
" Tapi, Rein hujannya semakin deras ", aku berusaha mencegahnya.
" Ah, hujan sudah biasa Rey, aku pulang,ya sayang ", Rein  memelukku, entah mengapa aku tak ingin ia melepas pelukannya.
Andai malam itu aku aku terus-terusan memeluk Rein dan tidak membiarkannya pergi.Â
Andai malam itu tidak hujan. Ah, andai...mungkin kecelakaan tunggal itu tak akan terjadi.
Perih kembali terasa di hatiku seakan sembilu di tancapkan lagi disitu.
Aku memandang sungai Kahayan yang semakin keruh. Tuhan kenapa sesuatu yang indah itu begitu singkat ?
BJK benar-benar sepi hari semakin gelap, Â abang-abang penjual gorengan pun sudah tak nampak.
Ya, hujan telah membuat semuanya bubar.
Aku menggigil, tempias yang dari tadi menerpa tubuhku membuatku kuyup.
 Aku melangkah meninggalkan BJK meninggalkan kenangan yang tak pernah lekang oleh waktu.
Kota Cantik, 02 Mei 2017
                                          Â