"Kamu gak buru-buru kan Rey ?", kata Rein ketika aku sudah di atas motornya.
"Gak, kenapa ?"
" Aku mau mengajakmu ke BJK, kamu mau ?"
" BJK ? Apa itu ?"
" Ya  ampun, Rey kamu sudah berapa lama sich di kota ini, masa BJK aza gak tau ? Bawah Jembatan Kahayan.  Makanya sekali-sekali nikmati hidup, jangan lembur mulu ", kata Rein sambil terkekeh.
Wow, ternyata BJK sore-sore begini  sangat ramai  banyak anak-anak  bermain dan beberapa pasangan muda-mudi sedang asik menyantap sepiring gorengan  sambil memandang sungai Kahayan yang tampak keruh, meskipun begitu sungai Kahayan tetap mempesona. Di BJK ada banyak pedagang makanan dari aneka gorengan, bakso, sate, soto dan sebagainya dan di BJK juga ada penyewaan perahu.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu 3 bulan sudah Rein selalu menemaniku , mengantar-jemput dan jika tidak lembur kami selalu pergi ke BJK, hari  yang menyenangkan selalu kami lewati. Hingga suatu sore Rein mengajakku naik perahu, meskipun awalnya aku menolak karena tidak bisa berenang tapi Rein berhasil menyakinkan aku. Ketika perahu kami agak di tengah  Rein menggengam tanganku dan bebisik
 "Kau tau Rey, sudah lama aku ingin naik perahu bersamamu dan sudah lama juga aku menyukaimu. Aku lalu mencari info tentangmu  dari Shinta ,  dia sepupuku."
"Shinta sepupumu ?". Rein mengangguk. Pantas selama ini Shinta tau semuanya. Ah, anak itu.
"Makasih ya Rey sudah menemaniku selama ini, kau membuat hariku menjadi sangat-sangat indah. Reynata, maukah kau jadi kekasihku ?"