Mohon tunggu...
AK Pometia
AK Pometia Mohon Tunggu... Freelancer - Perempuan Sederhana yang berpikir kompleks. Cinta Hasil Pikir dan Pelangi Kreativitas pada Guratan Pena.

A Wife ~ Mother of 2 Teenagers and a Blogger https://www.akpometia.com/ {akpometia@gmail.com}

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UNBK, HOTS, dan Rangking PISA, Salah Kaprah Penerapannya di Indonesia

26 Maret 2019   09:30 Diperbarui: 27 Maret 2019   14:22 3255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hotchalkeducationnetwork.com

Membaca, Matematika dan Science adalah 3 subjek utama yang dites secara bergantian setiap 3 tahun sekali.

Selain 3 subjek utama yang diuji, tak kalah penting dan masuk kedalam parameter penilaian mereka, adalah kuesioner, para pelajar tersebut juga diharuskan mengisi kuesioner yang menginformasikan latar belakang mereka, seperti tingkat pendidikan orang tua dan seberapa banyak inventaris yang mereka miliki dirumah. Kepala sekolah juga harus mengisi kuesioner tentang bagaimana mereka mengelola dan menjalankan sekolah. Sekolah dan pelajar yang terpilih menjadi sampling dalam kuesioner ini harus lulus standar teknis yang ketat dari PISA.

Hasil tes tahun 2015 sudah diumumkan di  Desember, 2016. Sedangkan hasil tes tahun 2018, akan diumumkan di Desember, 2019 nanti. Dari hasil survey tahun 2015, Indonesia berada  di urutan 9 besar terbawah dari 72 negara peserta.

clipart-library.com
clipart-library.com
Negara mana yang menduduki peringkat Pertama?  SINGAPURA. 

Mengapa Singapura menduduki peringkat pertama?

Karena sistem pendidikan mereka sudah menggunakan metode pembelajaran HOTS sejak mulai usia dini. Di usia 4 - 6 tahun, kemampuan literasi sudah diajarkan. Matematika dan science pun diperkenalkan melalui konsep, BUKAN hafalan rumus.

Contoh, untuk memperkenalkan konsep berhitung dari 1 sampai dengan 10, guru tidak langsung serta merta menuliskan angka 1 + 1 = 2, melainkan melalui konsep jumlah barang, misal:

si A mempunyai 1 buah buku dan si B juga mempunyai 1 buah buku, jika buku A ditambah dengan buku B, berapa total jumlah buku mereka semua dan ini dilakukan sambil beraktivitas yang berkaitan dengan penjumlahan satuan. Begitu pun ketika memperkenalkan konsep satuan, puluhan dan ratusan (https://www.mceducation.com/downloads/Early_Childhood_Catalogue_2019/html5/index.html?&locale=ENG&pn=25).

Hal tersebut terwujud karena pemerintah Singapura sudah mempunyai cetak biru pendidikan secara detail dan lengkap. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan bangsa ingin menghasilkan penerus yang seperti apa. Buku-buku pelajaran yang digunakan pun sangat interaktif, menarik dan berkesinambungan, sehingga  mudah dipahami baik oleh siswa dan pengajar. Tidak Instan, karena menanamkan Konsep kedalam pola pikir anak ada tahapannya. Setiap pokok bahasan dan pelajaran mengajak siswa untuk pelan-pelan menapaki tangga Taksonomi Bloom.

 

Dimana Salah Kaprahnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun