Masa remaja adalah waktu untuk mencari jati diri dan menentukan siapa mereka. Remaja mengeksplorasi berbagai peran, nilai, dan identitas. Jika mereka berhasil membangun identitas yang stabil dan koheren, mereka akan mengembangkan rasa identitas yang kuat. Sebaliknya, jika mereka bingung atau tidak mampu menyelesaikan konflik identitas, mereka mungkin mengalami kekacauan peran atau kebingungan identitas.
6. Keintiman vs. Isolasi (18-40 Tahun)
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal, di mana individu mulai membentuk hubungan yang intim dan erat dengan orang lain. Keberhasilan dalam membangun hubungan yang penuh kasih dan berkomitmen akan menghasilkan rasa keintiman. Namun, jika individu gagal membangun hubungan yang sehat atau takut akan komitmen, mereka mungkin mengalami isolasi dan rasa kesepian.
7. Produktivitas vs. Stagnasi (40-65 Tahun)
Selama masa dewasa tengah, individu berfokus pada kontribusi mereka terhadap masyarakat dan generasi berikutnya. Ini dapat dilakukan melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan lain yang bermanfaat. Jika mereka merasa produktif dan mampu memberikan kontribusi, mereka akan mengembangkan rasa kepedulian dan pencapaian. Sebaliknya, jika mereka merasa tidak produktif atau tidak berkontribusi, mereka mungkin mengalami stagnasi dan kurangnya makna dalam hidup.
8. Integritas vs. Keputusasaan (65 Tahun ke Atas)
Tahap terakhir ini terjadi pada masa tua, di mana individu merefleksikan hidup mereka. Jika mereka merasa bahwa hidup mereka bermakna dan mereka puas dengan pencapaian mereka, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Namun, jika mereka merasa hidup mereka penuh dengan penyesalan dan tidak mencapai apa yang mereka inginkan, mereka mungkin mengalami keputusasaan.
Pentingnya Teori Psikososial Erikson
Teori Erikson memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami perkembangan manusia sepanjang hidup. Beberapa poin penting dari teori ini meliputi:
1. Pendekatan Seumur Hidup Salah satu keunggulan teori Erikson adalah fokusnya pada perkembangan sepanjang hidup, dari lahir hingga usia tua. Ini memberikan wawasan tentang bagaimana pengalaman di setiap tahap kehidupan mempengaruhi perkembangan individu secara keseluruhan.
2. Fokus pada Interaksi Sosial Erikson menekankan pentingnya hubungan sosial dan budaya dalam perkembangan individu. Setiap tahap dalam teorinya melibatkan interaksi sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadian dan identitas.