Masyarakat Jawa, terutama di kawasan Kediri dan sekitarnya di masa lampau hidup berdampingan dengan alam. Segala jenis pohon menjadi bagian dalam kehidupan yang tidak terpisahkan.
Sangat menarik jika menelusuri ragam dusun, desa, atau kecamatan yang memiliki nama yang sama dengan nama pohon.
Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat masyarakat zaman dulu memang menjadikan pohon sebagai acuan nama daerah.
Jadi, setiap pemukiman mempunyai pusat kosmik berupa pohon yang berbeda-beda, tentu dengan sepengatahuan dari warga lokalnya.
Pohon atau tanaman memiliki peran penting, seperti sumber pangan dan papan. Oleh karena itu, masyarakat Jawa cenderung mengindahkan eksistensi pohon-pohon, sehingga mengabadikannya ke dalam nama-nama daerah.
PERAN RAJA KADIRI DALAM PERKEMBANGAN PERADABAN NUSANTARA MASA HINDU-BUDDHA
Kabupaten Kediri terkenal sebagai daerah tertua nomor tiga se-Indonesia. Hal ini karena peradaban di Kediri telah dibangun sejak abad ke-8, tepatnya pada tahun 804.Â
Dwi Cahyono memaparkan bahwa Kediri adalah wilayah yang sangat subur yang memiliki kekayaan alam melimpah.
Sungai Brantas dan Gunung Kelud adalah bentang alam yang memiliki andil besar dalam membangun peradaban di Kediri.
"Bagi Kediri, gunung dan sungai merupakan berkah sekaligus bencana yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa." Tutur Dwi.
Beberapa poin penting yang patut digarisbawahi dari pemaparan materi Dwi Cahyono yakni sebagai berikut: