Kamu bisa melakukan observasi terkait khasanah budaya tersebut. namun, jika ingin lebih mudah lagi, saat ini naskah Jawa sudah banyak yang dialihmediakan ke digital.
Ya, kita memang hidup pada zaman di mana dunia sedang mengalami revolusi digital yang begitu dahsyat. Hal ini menuntut kita untuk mampu berpikir kembali tentang sebebrapa lestari kebudayaan dan peradaban yang kita miliki. Revolusi digital ini terus bergerak maju dan dikendalikan oleh kecerdasan buatan. Internet, dan maha data (Djoko Saryono, 2020).
Sebagai generasi Z, kita harus melek dengan revolusi digital. Jangan sampai kita terhanyut dalam arus kemajuan zaman tanpa membawa identitas kita sebagai bangsa berbudaya.
Budaya harus dapat berjalan seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu caranya dengan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah nenek moyang kita, salah satunya naskah Jawa.
Agar tidak punah termakan waktu, naskah jawa harus digitalisasi sehingga generasi kita yang berikutnya dapat terus mempelajari kekayaan negeri kita tersebut. maka bukan tidak mungkin bangsa kita akan melahirkan masyarakat informasi yang peduli terhadap budayanya sendiri.
Kalian, para content writer, youtuber, instragramer, film maker dan para kreator lain yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Ajaklah masyarakat kita untuk mengenal lebih dalam mengenai budaya kita sendiri.
Edukasilah masyarakat supaya naskah jawa ini tidak semakin ditenggelamkan eksistensinya oleh budaya luar. Angkatlah lokalitas sebagai suatu konten yang dikemas semenarik mungkin. Supaya yang lokal tidak selalu diremehkan, bahkan oleh bangsa kita sendiri.
Kalian punya andil besar dalam mengangkat suatu perspektif lokal agar tidak semakin pudar dan hilang di tengah lautan globalisasi ini. Hal ini karena lokalitas selalu punya karakter tersendiri yang unik dan berbeda dari yang lain.
Lokalitas pasti punya sisi lain yang menarik untuk didalami. Maka dari itu, para konten kreator dapat mengajak masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari naskah kuno dengan metode yang interaktif, menarik dan menyenangkan.
Maka bukan suatu hal yang mustahil jika naskah Jawa sebagai bagian dari kekayaan Indonesia dapat kembali eksis di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman yang semakin meninggalkan masa lalu ini. Warisan budaya nenek moyang ini akan tetap lestari jika generasi mudanya mau peduli dan mempelajari.
Sesuatu yang selama ini dianggap arkais, kini juga dapat bersaing dengan budaya luar negeri yang selama ini kita puji-puji. Sebagaimana kata Tauhid Wijaya, bahwa yang lokal bisa mengglobal. Naskah Jawa juga memiliki kesempatan itu.