Apa kamu mengetahui mengenai MBTI? Singkatan dari Myers--Briggs Type Indicator, MBTI adalah kuesioner yang kita isi sendiri untuk mengetahui preferensi kita dalam melihat dunia dan mengambil keputusan.Â
Beberapa tahun terakhir, MBTI itu sering disebut dimana-dimana. Walaupun penggunaan MBTI itu masih menjadi perbincangan kontroversial terutama di kalangan psikologis dan para ahli lain, untuk orang awam seperti saya dan mungkin kalian semua, asal tidak diambil terlalu serius, tidak ada salahnya kita melihat MBTI sebagai salah satu referensi untuk melakukan sesuatu, termasuk untuk melihat apa kamu cocok menjadi dokter atau tidak.
Di lingkungan para netizen milenial dan generasi Z, kebelakang ini MBTI sering digunakan sebagai alat identitas diri. Sebagai salah satu netizen tersebut ikut terseret lah saya dalam dunia MBTI. Saat mempelajari mengenai MBTI, timbulah rasa penasaran, MBTI apakah yang biasanya ditemui di dokter?
Secara pribadi saya merasa orang dengan ESFJ adalah tipe MBTI yang paling sesuai untuk menjadi dokter. Nah, apa maksud dari ESFJ kan ya? Dan bagaiamana faktanya? Biar kalian bisa lebih memahami isi dari artikel ini, sebelumnya mari kita bahas bagaimana meng-interpretasi hasil MBTI. Kalau kamu sudah jago tentang MBTI, bisa loncat langsung ke bagian yang membahas mengenai MBTI di dokter.
Artikel ini akan dibagikan menjadi 3 bagian:
- Penafsiran MBTI
- Opini mengenai MBTI yang cocok sebagai dokter
- Fakta dan statistik mengenai MBTI dokter
Penafsiran MBTI
Walaupun MBTI sering dikaitkan dengan tes kepribadian, lebih tepatnya MBTI adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat preferensi seseorang, atau kecenderungan untuk individu memutuskan pilihan dan menanggapi lingkungan sekitar. Tapi untuk memudahkan pembahasan, untuk kedepannya saya tetap menyebut MBTI sebagai tes kepribadian.
Di setiap tipe MBTI akan ada 4 karakter huruf yang mendeskripsikan aspek kepribadian yang berbeda. Di setiap 4 karakter itu akan ada 2 pilihan berbeda, yang kalau di gabungkan semuanya: 2x2x2x2 akan menghasilkan total 16 jenis tipe MBTI. Oke, 4 karakter itu apa saja sih?
1. I atau E
Huruf pertama adalah antara I untuk Introvert dan E untuk Ekstrovert. Dua karakter ini membedakan antara 2 dunia dimana kita berada, ada dunia didalam kita sendiri, atau dunia diluar kita. Waktu kita melakukan hubungan diluar diri kita akan disebut sebagai extraverting dan waktu kita berada dalam pikiran kita sendiri akan kita sebut sebagai introverting.
Dalam konteks kepribadian, yang menjadi pertimbangan adalah dunia mana yang lebih sering kita berada. Kalau seorang introvert akan lebih memilih untuk berada didalam dunia sendiri, dimana seorang extrovert akan memilih untuk berada di dunia luar.
2. S atau N
Huruf kedua adalah antara S untuk Sensing dan N untuk iNtuitionn. Sensing dan intuition adalah karakter yang mendeskripsikan cara kita mengumpulkan informasi. Kita semua memerlukan data yang mendasari pilihan keputusan kita. Sensing akan lebih cenderung mengambil data secara harfiah dan apa adanya. Intuition disisi lain akan berpikir berbagai kemungkinan abstrak yang dapat tercipta dari data yang dikumpulkan. Â
3. F atau T
Huruf ketiga adalah antara F untuk Feeling atau T untuk Thinking. Karakter di huruf ketiga ini menerangkan cara seseorang itu mengambil keputusan. Kalau seseorang membuat keputusan berdasarkan logika dan alasan yang rasional, orang tersebut sedang menggunakan metode thinking.Â
Saat dalam pola pikir thinking, kita tidak akan memihak ke sisi mana pun dan keputusan dibuat berlandaskan apa yang kita rasa adil dengan memperhatikan aturan dan ketentuan yang ada.
Disisi lain, feeling adalah sewaktu seseorang membuat keputusan atas nilai yang dipegang teguh dan nurani yang mereka junjungi. Waktu kita melakukan pertimbangan dengan kondisi feeling, kita akan subjektif dan keputusan akan dipilih berdasarkan apa yang kita percaya benar atas landasan sistem internal kita sendiri.
4. P atau J
Huruf ke empat adalah P untuk Preceiving dan J untuk Judging. Huruf terkahir ini menjelaskan bagaimana sikap kita terhadap dunia luar dan juga mendeskripsikan cara kita melakukan kegiatan sehari -- hari. Orang dengan kelompok Judging akan cenderung ingin sesuatu berada dalam kondisi rapi, tertib dan terstruktur.Â
Mereka juga lebih memilih suatu urusan untuk diselesaikan dengan tuntas. Sedangkan, Preceving akan menginginkan sesuatu untuk lebih fleksibel dan spontan. Dalam penanganan urusan, mereka akan cenderung untuk menunda keputusan akhir agar bisa mencari opsi lain dalam pertimbangannya.
Opini mengenai MBTI yang cocok sebagai dokter
Setelah mempelajari mengenai berbagi jenis MBTI, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saya secara pribadi melihat tipe ESFJ sebagai tipe MBTI yang paling sesuai untuk seorang dokter. Kenapa demikian?
Pertama, dokter akan lebih nyaman sebagai seorang extrovert. Dokter adalah pekerjaan yang sosial. Setiap harinya mereka memerlukan untuk menghadapi puluhan, kalau tidak ratusan pasien, ditambah dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan berbagai tenaga medis dalam pelayanan.Â
Bukan berarti seseorang yang introvert tidak sesuai menjadi dokter, tapi kalau mempertimbangkan kesejahteraan dokter itu sendiri, dokter yang extrovert akan lebih mudah menikmati keseharian tugas dalam pelayanan, dibandingkan dengan dokter introvert.
Yang kedua adalah dokter lebih memerlukan sifat sensing. Hal ini dikarenakan kita sebagai dokter perlu mencari informasi yang nyata, jelas dan akurat pada pasien. Dimana memungkinkan, kita tidak bisa hanya menduga -- duga penyakit yang ada. Sebagai contoh, pasien batuk dan demam harus dilakukan swab test COVID19 untuk memastikan ada data yang jelas tentang penyakit mereka.Â
Kita tidak bisa hanya mengasumsikan kalau mereka mempunyai covid tanpa bukti yang pasti, padahal ada kemungkinan pasiennya adalah penderita tuberkulosis dan bukan covid. Ngeri bukan? Walaupun seorang dotkter juga perlu sifat intuition dalam menjalankan tugas terutama untuk melihat berbagai kemungkinan yang ada, data akhir yang perlu diambil sebagai pertimbangan haruslah informasi dan data yang nyata, bukan hanya sebatas asumsi.
Dalam mengambil keputusan, saya merasa seorang dokter perlu mempunyai kedua sifat feeling maupun thinking. Tetapi, kalau harus memilih satu, saya merasa sifat feeling akan lebih menguntungkan untuk pasien.Â
Pada dasaranya, pelayanan kesehatan, penatalaksanaan penyakit maupun pengobatan sudah ada peraturan jelas yang ditetapkan apa itu dari rumah sakit, pemerintah ataupun organisasi tertentu. Tugas dokter biasanya hanya mengikuti peraturan tersebut. A
kan tetapi ada kalanya situasi tidak semudah itu. Kalau ada dua jenis obat, dimana yang satu sangat efektif tapi sangat mahal, dan yang satu lagi sedikit efektif tapi sangat terjangkau, mana yang perlu diberikan ke pasien?Â
Sifat thinking akan lebih cenderung untuk memilih yang efektif tapi mahal, karena penyembuhan penyakit pasien adalah hal yang utama untuk dokter. Disisi lain, kalau pasien tidak mampu secara finansial, dokter dengan sifat feeling akan lebih memilih obat yang terjangkau. Itu adalah salah satu contoh sederhana dari perbedaan feeling dan thinking.
Untuk karakter MBTI yang terakhir, saya memilih sifat judging dengan satu alasan, mereka lebih cenderung adalah orang yang tertib. Ketertiban menurut saya adalah sifat yang sangat esensial sebagai seorang dokter.Â
Dokter adalah karir yang menguras banyak energi, pikiran maupun waktu. Kalau kita tidak bisa mengatur urusan pribadi dan lingkungan praktek dengan tertib dan terstruktur, akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan di kehidupan dokter sendiri ataupun pasien.Â
Sebagai contohnya, dokter akan mengobati pasien anak orang lain tapi anak sendiri jatuh sakit karena tidak ada yang mengurus dengan benar dirumah, atau dokter libur waktu pasien tertentu kontrol, padahal pasien itu memerlukan pemeriksaan langsung dari dokter sendiri pada hari tersebut.
Nah, tapi itu semua adalah opini yang saya simpulkan dari pengalaman pribadi dan observasi di lingkungan pelayanan kesehatan. Kenyataannya seperti apa?
Fakta dan statistik mengenai MBTI dokter
Pertama, saya mau memberitahu pada pembaca semua, kalau penelitian mengenai MBTI pada dokter adalah sangat langka. Setelah berjam -- jam menelusuri situs dan melihat puluhan jurnal, yang membahas mengenai MBTI dan dokter secara umum, saya temukan hanyalah 2.Â
Mungkin karena MBTI adalah alat yang kurang sesuai untuk melihat kepribadian atau memang kurangnya minat dalam topik kepribadian dokter. Ntah lah. Yang pasti, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan mengenai MBTI dokter untuk mendapatkan kesimpulan yang konkrit. Tapi penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut.
Penelitian yang pertama bertempatan di Taiwan dimana mereka melihat MBTI pada 98 doker yang terdiri dari junior doctor dan attending physician. Jenis MBTI yang paling sering ditemukan di antara junior doctor (dokter junior) adalah ESTJ (15.4%), INTP (12.8%) dan ESFJ (10.3%).Â
Dan untuk attending physician (dokter senior/spesialis) yang paling sering ditemukan adalah ISTJ (23.7%) dan ESTJ (18.6%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara keseluruan dokter  yang diteliti mempunyai kecenderungan untuk mempunyai kepribadian sensing, thinking dan judging.
Penelitian kedua yang dilakukan di Pakistan melihat MBTI pada 400 mahasiswa dokter dan dokter spesialis. Jenis MBTI yang paling sering ditemukan di mahasiswa kedokteran adalah ESFP (7.2%), spesialis bedah adalah ESFP (2.8%), spesialis obgyn adalah ESFJ (1,3%), spesialis anak adalah ISFJ (1,5%), spesialis jantung adalah ISTP (1,8%) dan terkahir medicine (kurang ada informasi tambahan dokter medicine itu dokter apa) adalah ESTJ (1,3%).
Berikut ini adalah gabungan kedua informasi diatas mengenai tipe MBTI yang sering ditemukan di dokter:
- Dokter junior: ESTJ, INTP dan ESFJ
- Dokter senior: ISTJ dan ESTJ
- Mahasiswa dokter: ESFP
- Spesiais Obgyn: ESFJ
- Spesialis Anak: ISFJ
- Spesialis Jantung: ISTP
- Medicine: ESTJ
Melihat hasil kumpulan ini, terlihat pola jenis MBTI yang sering ditemukan di dokter. Yaitu paling sering ditemukan sifat Sensing dan Judging. Walau tidak se kentara sensing dan judging, dua sifat lain yang cenderung dimilki seorang dokter adalah Extrovert dan Thinking.
Jadi kalau disederhanakan, dari statistik yang ada kecenderungan MBTI dokter adalah ESTJ.
Kesimpulan
Apa yang bisa disimpulkan dari semua ini? Kalau seseorang tertarik mengambil kedokteran dan mempunyai jenis MBTI yang S(ensing) dan J(udging), saya pribadi akan lebih yakin kalau orang tersbut bisa menjalani jurusan karir dokter dengan relatif lancar.
Bagaimana kalau tidak mempunyai kedua sifat itu? Tidak masalah. Pada dasarnya, MBTI bukanlah acuan satu satunya yang digunakan untuk melihat kemampuan seseorang menjalani sebuah karir.Â
Mempunyai kepribadian yang tidak umum ditemukan di kalangan para dokter bukan berarti orang itu tidak layak menjadi dokter. Hanya saja, orang tersebut perlu pendekatan yang berbeda dalam perkuliahan kedokteran ataupun dalam praktek kesehariannya.
Cocok atau tidak adalah masalah subjektif. Jangan membuat MBTI atau tes kepribadian lain menjadi penghalang untuk menjadi dokter. Tapi gunakanlah hasil tersebut sebagai ajang mengenali diri sendiri. Cari tau apa yang kamu bisa buat untuk menghadapi rintangan yang bakal dihadapi dengan kepribadian yang kamu miliki.
Disclaimer: Selain angka statistik yang tertera disini, semua informasi adalah penafsiran pribadi yang saya lakukan dari sudut pandang dokter umum. Hubungi dokter spesialis jiwa atau psikolog yang ahli dalam tes kepribadian untuk mendapat informasi yang akurat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H