Dan untuk attending physician (dokter senior/spesialis) yang paling sering ditemukan adalah ISTJ (23.7%) dan ESTJ (18.6%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara keseluruan dokter  yang diteliti mempunyai kecenderungan untuk mempunyai kepribadian sensing, thinking dan judging.
Penelitian kedua yang dilakukan di Pakistan melihat MBTI pada 400 mahasiswa dokter dan dokter spesialis. Jenis MBTI yang paling sering ditemukan di mahasiswa kedokteran adalah ESFP (7.2%), spesialis bedah adalah ESFP (2.8%), spesialis obgyn adalah ESFJ (1,3%), spesialis anak adalah ISFJ (1,5%), spesialis jantung adalah ISTP (1,8%) dan terkahir medicine (kurang ada informasi tambahan dokter medicine itu dokter apa) adalah ESTJ (1,3%).
Berikut ini adalah gabungan kedua informasi diatas mengenai tipe MBTI yang sering ditemukan di dokter:
- Dokter junior: ESTJ, INTP dan ESFJ
- Dokter senior: ISTJ dan ESTJ
- Mahasiswa dokter: ESFP
- Spesiais Obgyn: ESFJ
- Spesialis Anak: ISFJ
- Spesialis Jantung: ISTP
- Medicine: ESTJ
Melihat hasil kumpulan ini, terlihat pola jenis MBTI yang sering ditemukan di dokter. Yaitu paling sering ditemukan sifat Sensing dan Judging. Walau tidak se kentara sensing dan judging, dua sifat lain yang cenderung dimilki seorang dokter adalah Extrovert dan Thinking.
Jadi kalau disederhanakan, dari statistik yang ada kecenderungan MBTI dokter adalah ESTJ.
Kesimpulan
Apa yang bisa disimpulkan dari semua ini? Kalau seseorang tertarik mengambil kedokteran dan mempunyai jenis MBTI yang S(ensing) dan J(udging), saya pribadi akan lebih yakin kalau orang tersbut bisa menjalani jurusan karir dokter dengan relatif lancar.
Bagaimana kalau tidak mempunyai kedua sifat itu? Tidak masalah. Pada dasarnya, MBTI bukanlah acuan satu satunya yang digunakan untuk melihat kemampuan seseorang menjalani sebuah karir.Â
Mempunyai kepribadian yang tidak umum ditemukan di kalangan para dokter bukan berarti orang itu tidak layak menjadi dokter. Hanya saja, orang tersebut perlu pendekatan yang berbeda dalam perkuliahan kedokteran ataupun dalam praktek kesehariannya.
Cocok atau tidak adalah masalah subjektif. Jangan membuat MBTI atau tes kepribadian lain menjadi penghalang untuk menjadi dokter. Tapi gunakanlah hasil tersebut sebagai ajang mengenali diri sendiri. Cari tau apa yang kamu bisa buat untuk menghadapi rintangan yang bakal dihadapi dengan kepribadian yang kamu miliki.
Disclaimer: Selain angka statistik yang tertera disini, semua informasi adalah penafsiran pribadi yang saya lakukan dari sudut pandang dokter umum. Hubungi dokter spesialis jiwa atau psikolog yang ahli dalam tes kepribadian untuk mendapat informasi yang akurat.