Mohon tunggu...
D.A. Dartono
D.A. Dartono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Senang berdiskusi, berdialog dan sharing ide. Curah gagasan, menulis dan tukar-menukar pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Beristri Dua: Curhatan Teman Tetangga di Pojok Ronda

17 Februari 2021   02:14 Diperbarui: 17 Februari 2021   02:20 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lebih dari lima tahun lalu di saat bintang gemintang berkelap-kelip.

Malam menyelimuti lingkungan er-we. Di sana dan di sini terlihat terang lampu-lampu di dekat rumah.

Suara serangga dengan berbagai jenisnya istiqomah menghiasi malam.

Di sana, di jalan besar, kendaraan sesekali lewat dan membawa suara yang memekak telinga.

Jadi, kita para lelaki berjumlah lima sedang meronda.

Bergiliran berkeliling dua atau tiga.

Yang tengah duduk di pos ronda biasanya berbicara apa saja demi memecah kesunyian.

Salah seorang berbincang tentang temannya yang beristri dua.

Ternyata beristri lebih dari satu tidak 'seenak' seperti di benak sebagian laki-laki.

Contoh yang mewakili pemikiran ini ialah lagu P. Ramlee, seniman Malaysia yang masih keturunan Aceh tentang bini tiga yang dinyanyikan ulang oleh Ahmad Dhani.

Bicara tentang Ahmad Dhani, kupikir akan merembet dengan membicarakan Maia atau Mulan. Jadi, tinggalkan dulu topik itu.

Kembali ke curhatannya. Curhatannya tidak mengenai ekonomi dan membagi karena ia cukup bahkan lebih dalam hal ini.

Tapi, mengenai bagaimana menyeimbangkan perhatian dan merawat emosi masing-masing istri. 

Ada sebuah contoh, bila ia tengah bersama satu istrinya, istrinya yang lain mencoba menarik perhatiannya.

Ada bahasan rumah, anak dan sebagainya.

Kurasan emosi yang memecah fokus jiwa.

Tatkala tengah berada di peraduan bersama salah seorang istrinya, bagaimana rasa sang ayah bila dikabari istrinya yang lain, "A, putri kita si fulanah sedang sakit. Badannya panas. Demam hebat sepertinya."

Fokusnya yang tengah bersama istrinya yang satu pun goncang.

Di sanalah, katanya, perlunya kedewasaan, kekuatan dan kematangan jiwa dan perasaan.

Tidak semua orang bisa. Tidak semua orang bisa bahagia juga dengan keadaan ini.

Belum masalah yang lain, ekonomi, emosi jiwa, lingkungan keluarga dan sebagainya.

Anda berminat?

Pikirlah dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun