Mohon tunggu...
Dila Rizki Amanda
Dila Rizki Amanda Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Wacana Kritis : Mengungkapkan Kekuasaan di Balik Bahasa

30 Desember 2024   09:21 Diperbarui: 30 Desember 2024   09:21 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Contoh Penerapan Analisis Wacana Kritis

Berita Media

Cara media melaporkan isu-isu tertentu sering kali memengaruhi opini publik. Misalnya, penggunaan kata "demonstrasi" dibandingkan dengan "kerusuhan" dapat membentuk persepsi yang berbeda terhadap peristiwa yang sama. Dalam beberapa kasus, framing berita dapat menciptakan stereotip atau bahkan diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

Pidato Politik

Dalam pidato politik, pemimpin sering menggunakan metafora atau simbol tertentu untuk membangun citra diri atau mengkritik lawan politik. Contohnya, seorang kandidat mungkin menggunakan frasa seperti "membangun masa depan cerah" untuk menginspirasi optimisme, sementara menyebut lawan sebagai "ancaman bagi kestabilan bangsa" untuk menciptakan rasa takut.

Iklan Komersial

Bahasa dalam iklan bukan hanya bertujuan untuk menjual produk, tetapi juga untuk membangun identitas merek dan mempromosikan gaya hidup tertentu. Istilah seperti "alami," "inovatif," atau "ramah lingkungan" sering kali digunakan tanpa bukti konkret, mengandalkan asosiasi positif yang melekat pada kata-kata tersebut.

Media Sosial

Di era media sosial, wacana yang dibentuk oleh pengguna platform memiliki pengaruh besar. Misalnya, tren hashtag seperti #BlackLivesMatter atau #MeToo menciptakan ruang untuk membahas ketidakadilan sosial, tetapi juga dapat dimanipulasi oleh pihak tertentu untuk mengubah narasi atau melemahkan gerakan tersebut.

Tahapan dalam Melakukan Analisis Wacana Kritis

Untuk melakukan AWK, beberapa langkah dapat diikuti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun