Sistem komunikasi di Indonesia merupakan bagian penting dari dinamika informasi dan budaya masyarakat. Sebagai negara kepulauan dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa yang tersebar di berbagai wilayah, Indonesia membutuhkan sistem komunikasi untuk menjangkau masyarakat secara luas, menyampaikan informasi, dan menjalin hubungan sosial.Â
Sistem komunikasi di Indonesia merupakan suatu keseluruhan yang terintegrasi dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi dan berkontribusi terhadap dinamika informasi dan budaya masyarakat.Â
Sistem Komunikasi Indonesia memiliki tiga subsistem utama yang memiliki peran penting dalam sistem komunikasi, yaitu pers, film, dan penyiaran. Ketiga subsistem ini memiliki peran yang berbeda namun saling terikat dalam menyampaikan informasi, membentuk opini publik, serta mendukung proses terjadinya demokrasi di Indonesia.
Subsistem Pers
Subsistem pers merupakan salah satu elemen utama dalam sistem komunikasi Indonesia. Pers memiliki peran penting dalam sistem komunikasi karena pers berfungsi sebagai pilar demokrasi, penyebaran informasi, dan alat kontrol sosial.
 Pada masa ini, pers diatur oleh Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999 tentang kebebasan pers yang diakui dan dilindungi, memberikan ruang bagi jurnalis untuk memberikan berita tanpa adanya tekanan dari pemerintah. Subsistem pers juga berperan penting dalam memperkuat demokrasi di Indonesia.Â
Melalui berita yang akurat dan objektif, masyarakat dapat mengawasi tindakan pemerintah dan juga dapat menyuarakan pendapat mereka. Pers juga berfungsi sebagai watchdog yang mengkritik pemerintah jika terjadi pelanggaran HAM ataupun korupsi.Â
Namun, pers di Indonesia mendapat tantangan yang harus dihadapi, seperti biaya produksi, tekanan politik, distribusi media yang mahal, penyebaran berita palsu, serta kerapnya intimidasi terhadap jurnalis ketika mereka melaporkan isu-isu sensitif.
Subsistem Film
Subsistem film atau perfilman di Indonesia merupakan bagian penting dari sistem komunikasi yang berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan budaya dan sosial. Film tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat untuk menyampaikan kritik sosial tentang kehidupan masyarakat, tradisi, dan isu-isu yang terjadi.Â
Saat ini, industri film di Indonesia berkembang pesat, dengan berbagai genre dan tema yang mampu menarik perhatian penonton lokal dan internasional. Film seperti Laskar Pelangi dan Pengabdi Setan membuktikan bahwa film Indonesia dapat bersaing di kancah internasional.Â
Namun, perfilman juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal dana untuk produksi dan distribusi. Banyak film berkualitas tinggi kesulitan untuk mendapatkan dana produksi yang memadai atau akses ke bioskop-bioskop besar, serta persaingan dengan film internasional.
 Selain itu, fenomena pembajakan film secara daring juga merugikan para pembuat film yang membuat pendapatan industrinya semakin kurang. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan investor untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi perfilman di Indonesia agar perfilman tetap menjadi salah satu cara efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan mempromosikan Indonesia di dunia internasional.
Subsistem Penyiaran
Subsistem penyiaran di Indonesia merupakan salah satu subsistem penting dalam sistem komunikasi Indonesia yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, hiburan, dan pendidikan kepada masyarakat yang mencakup radio dan televisi. Penyiaran memiliki peran dalam hal edukasi kepada masyarakat Indonesia, yaitu penyiaran berperan dalam mendidik masyarakat melalui program-program edukatif yang menarik dan interaktif.Â
Program anak-anak seperti kartun dan acara belajar dapat membantu meningkatkan pengetahuan dasar anak-anak dan memperkenalkan mereka dengan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan. Selain itu, acara debat dan diskusi politik juga dapat meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi masyarakat dalam proses demokratis.
 Masyarakat yang terinformasi dengan baik cenderung lebih aktif dalam proses demokrasi dan lebih mampu mengawasi tindakan pemerintah.Â
Namun, subsistem penyiaran di Indonesia juga memiliki berbagai tantangan seperti regulasi yang sering kali berubah-ubah dan dapat membatasi kreativitas serta kebebasan berekspresi dalam penyampaian informasi.Â
Selain itu, dengan munculnya platform streaming digital, banyak stasiun televisi tradisional harus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih konten on-demand, kualitas konten yang terkadang kurang mendidik, dan beralihnya siaran tradisional ke siaran digital yang membutuhkan dana besar. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi yang fleksibel dan dukungan dari pemerintah agar terciptanya inovasi dalam industri penyiaran.
Hubungan Antara Tiga Subsistem
Hubungan antara pers, film, dan penyiaran dalam sistem komunikasi Indonesia menciptakan ekosistem media yang saling melengkapi. Ketiga subsistem ini tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial, budaya, dan politik. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan memperkuat kolaborasi, hubungan antar subsistem ini dapat semakin efektif dalam memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Sistem komunikasi di Indonesia, yang terdiri dari subsistem pers, film, dan penyiaran, memainkan peran krusial dalam membangun masyarakat yang terinformasi, berbudaya, dan demokratis. Meskipun menghadapi tantangan yang kompleks, ketiga subsistem ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi pada pembangunan nasional.Â
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan memperkuat kolaborasi antarsubsistem, sistem komunikasi Indonesia dapat menjadi alat yang efektif untuk memajukan bangsa di tengah dinamika global yang terus berubah.
Â
Disusun oleh Fadila Pramudiana, NIM : 1152300028
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas dosen pengampu mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia Drs.Widiyatmo Ekoputro,MA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H