Antigone "Ingat ucapan kita dulu. kamu pilih hidup, dan aku memilih mati"
Ismene "Waktu itu aku tidak mengungkapkan isi hatiku yang terdalam" ucap Ismene dengan menatap Antigone
Antigone "Namun waktu itu suaramu penuh kesadaran"
Ismene "Betapapun, hukuman ini harus kita tanggung bersama" air mata Ismene becucuran"
Antara saudari ini berlomba-lomba untuk menuju kematian. Creonpun tidak tahan untuk menertawakan perdebatan mereka berdua. Baginya Antigone sudah seperti mayat yang tak bernyawa lagi, setelah dia melanggar aturannya. Sedangkan Ismene gadis yang lembut yang tak ubah seperti ular. Diam-diam menikamnya juga dari belakang. Sebuah kejutan yang tak sia-sia.
Creonpun mulai bosan dengan perdebatan tersebut, Creon "Sudah jelas pasti. Cukup sampai di sini. Pengawal, singkirkan dia! Sangat penting menguasai kendali wanita. Bagi yang lain, itulah pelajaran. Betapapu beraninya seseorang di depan maut, ia pasti tergoncang"
Ketika Creon menghela napas, lelaki tampan dengan hati terguncang memberi hormat padanya. Haemon adalah putra kedua Creon, yang pertama  Megarius yang telah meninggal. Ingga Haemon satu-satu harapannya untuk melanjutkan kekuasaan kerjaan Thebes. Bertolak belakang dengan ayahnya Haemon sangat mencintai Antigone. Seoarang wanita yang akan dia nikahi, tidak lama lagi.
Tapi apa boleh buat, ayahnya si hati batu karang dilauta, tak ingin mengubah takdir. Creon"Bejat, kamu pengikut wanita!"
Haemon "Aku pengikut pikiran yang benar"
Creon "selama ini kamu membela dia melulu"
Haemon "Aku tidak hanya membela dia,tapi dewata dan juga anda!"