Dalam prosesi acara sesepuh atau pawang melakukan suguh atau ritual di tempat acara  dengan menyalakan dupa, kemenyan dan sesajen. Berikutnya sebelum ke pertunjukan punjak kalapan terdapat tarian-tarian yang ditampilkan seperti tari kucing malangan, tari ular, tari kebangan.Â
Lalu berikutnya pawang akan memaninggal roh agar masuk ke raga penari kalapan. Saat orang yang sudah kalap akan melakukan tindakan seperti orang kerasukan setan contohnya memakan ayam hidup, memakan beling, memakan api, dll, bahkan sampai menghilang tidak tau memana tiba-tiba ditemukan di punden dan membawa keris. Prosesi terahir yaitu pensucian berupa penyembuhan menghilangkan roh yang masuk kedalam tubuh.
DAFTAR RUJUKAN:
Dp, E. W. S., Widyawati, I. W., & Hidajat, R. (2022). Kalapan Sebagai Unsur Ekonomi Kreatif Pada Jaranan Bromo-Tengger-Semeru ( Bts ): Tumpang. 8(1), 78–90. https://doi.org/10.30739/istiqro.v8i1.1269.
Anggraini, D. P. " Jaranan Dor dan Bantengan: Kearifan Lokal yang Terus Dilestarikan di Talangagung, Kepanjen Hingga Sekarang". Hasil wawancara pribadi: 18 Februari 2022, Jalan Molek Talanangung Kepanjen.
Khoyyum, A., Faris, A., & Al-Qolam Gondanglegi Malang, I. (2017). Seni Tradisional Bantengan Di Dusun Boro Panggungrejo Gondanglegi Malang: Sebuah Kajian Etnografi. Jurnal Penelitian Ilmiah Intaj, 1, 49–76. https://doi.org/10.35897/intaj.v1i1.60.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H