Mohon tunggu...
Anisa Fadil
Anisa Fadil Mohon Tunggu... assistant research -

aku adalah raga, menulis adalah nyawanya, dan kamu adalah asanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia

17 Januari 2017   16:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“jangan Buk. Jangan. Nora sayang dia, Buk. Tolong....”

“Sayang?”

Ibuk menatapku dengan pandangan nanar.

“begini saja Nora, sekarang kamu pilih Ibuk atau dia? Ibuk bertanya terakhir kali dan kamu harus menjawabnya.”

“Buk...”

“Jawab Nora!”

Aku tak bisa menjawab. Air mataku terus jatuh. Tapi Ibuk terus mendesakku untuk memilih. Aku melihati lelaki yang masih berlutut itu. Sungguh, aku mencintainya. Aku pasti gila kalau tidak bersamanya. Lalu aku ganti menatap Ibuk di depanku. Dia orang pertama yang kulihat di dunia ini. Sepanjang hidupku tak akan pernah berarti tanpanya. Tapi aku harus memilih.

“maaf Buk, kali ini, Nora memilih dia.”

Aku tahu Ibuk pasti sakit hati, Ibuk pasti marah. Tapi aku tak peduli. Aku mencintainya. Aku mencintai dia, kekasihku.

“Baiklah... kamu sudah memilih....”

Ibuk tiba-tiba setengah berlari keluar pagar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun