Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan, Setengah Bumi Akan Karam

7 Maret 2022   07:41 Diperbarui: 7 Maret 2022   07:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah lahir anak manusia
Di lorong suram
Suasana saraf tegang
Diiringi gemuruh ledakan rudal dan roket melayang di tanah datar

Negerinya bak neraka
Sungguh ngeri
Sampai keulu nadi

Diluar sana manusia bersaksi
dengan mata terbuka
Dua kubu saling menggebu
Ribuan pasukan diasah menjadi peluru
Bumi ini sudah tidak aman untuk diarungi

Media berambisi
Memihak menjadi sulut api
Lagi lagi invasi
Menerobos terjang

Kita pun ikut terbagi
Tertawa di layar datar
Disana korban jiwa terkapar
Ini komedi atau tragedi

Bebal dan tak mau mengalah
Hajar walaupun satu darah
Wanita tua berlari sempoyongan
Nyawanya pagi ini berteriak ketakutan
Sebuah rudal menerjang kota kelahirannya

Hancur lebur jadi puing puing kesengsaran
Tangis pecah ditengah kota
Anak cucu entah kemana
Baju loreng berkelana
Kepulan asap membara
Bukan lagi tentang mau makan apa hari ini?
Tapi, apakah besok aku masih hidup Tuhan!!

Pilu, setengah bumi akan karam
Teriak riuh warga sipil

Baik  Rusia maupun Ukraina
Kini mereka bertikai di negara yang merdeka
Apakah ini kebebasan?

Mimpi buruk ini sungguh nyata adanya
Serangan dimulai
Kepala berdarah
Kaki berlari tak tahu arah

Ego ini masih lupa sejarah
Rudal tak henti menerjang
Mulut tak bisa lagi berunding
Cukup hancurkan dinding kehidupan
Tak ada yang mau mengalah

Cukup cukup
Kuratapi kenyataan ini
Semoga pesan surga
Membelah pintu hati dan pikiran
Berdamailah wahai dua kubu
Kita semua hanya manusia yang
Diliputi penderitaan
Jadi jangan kau tambah abu pahit
Kehidupan untuk saudaramu sendiri

CNNindonesia.com
CNNindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun