Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Katanya Guru

8 Januari 2022   07:34 Diperbarui: 8 Januari 2022   07:36 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 anak desa
Pergi menuntut ilmu kekota
Mereka anak anak tak berdosa
Lahir dari ibu bapak terisolir
Dari harta dan edukasi

Hari ini terasa kelam
Dibawa tidur oleh guru yang berwajah lesu
Aku benci lihat wajah itu
Terpampang di beranda hp ku

Ku telusuri seluk beluk cerita dan berita
Semakin kucaci maki manusia itu

Katanya guru
Tapi dari binatang  pun kau tak bisa belajar sesuatu

Katanya guru
Kau pacarnya, bapaknya sekaligus suaminya
Dasar, manusia ambigu

Katanya guru
Tapi kau santap sedap siswimu
Dengan lahap sampai perutnya
Bunting karena kau sadap
Di remang remang kamar
Empuknya kamar hotel
Dan gerusuhnya ruang kantormu dengan nafsu bejatmu

Anak anak gadis yang malang
Bergumam ketakutan dalam ruang
Dia datang kembali menyantap
Habis sudah sekujur tubuh anak itu
Dijilati, digauli dan dipoles janji

Kedua kalinya dia bunting
Dan melahirkan anak manusia
Yang kenyang dengan manipulasi

Alih alih profesi
Sekarang dibalik jeruji besi
Mukanya sok pucat pasi
Didepan polisi
Basi

Wahai anak manusia
Hatimu kau gadaikan
Nuranimu kau bakar
Dengan api birahi

Selamat menempuh hidup baru
Dan semoga kau cuma satu.

Noted dari penulis
Puisi ini lahir dari kegelisahan, setelah melihat wajah Herry Wirawan, terpampang di layar hp. Dia sempat viral karena memperkosa santriwatinya sendiri.

Prilaku bejatnya ini telah dilakukan berulang kali, sampai korban hamil dan melahirkan.
Saat persidangan kata KHILAF menjadi andalan orang-orang yang tidak punya moral. Khilaf selalu menjadi kambing hitam, disangka akan dibela oleh keadaan.

Kalian yang dipercaya jadi panutan, dan tanggung jawab sebagai pendidik di negeri ini. Berprilakulah sewajarnya manusia yang berilmu, etika, dan agama.

Saya harap kejahatan faktor sengaja ini, berhenti dititik ini. Semoga hukum keadilan benar tegas, dengan segala saksinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun