Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Frustrasi Apa yang Anda Alami Saat Ini?

11 Juni 2021   18:50 Diperbarui: 11 Juni 2021   19:05 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Indonesia.com

Frustasi adalah situasi diri yang rumit dan kehilangan solusi. Dipengaruhi  oleh lingkungan, keterbatasan fisik, ekonomi dan sosial. Saat kita mengalami frustasi, emosional kita sangat berperan untuk mempengaruhi sikap dan tindakan kita. 

Memilih untuk diam atau memaki keadaan , semua tergantung kontrol dalam diri si frustasi. Setiap orang pasti mengalami frustasi, termasuk anak-anak yang mengesspresikan kefrustasiannya dengan cara menangis dengan histeris atau melemparkan semua barang yang ada dihadapnya. Tindakan anak kecil tersebut  juga pernah diekspresikan oleh orang-orang dewasa.

Entah itu remaja yang baru putus cinta, orang-orang yang baru saja di PHK, atau kematian orang yang dicintai. Drama kehidupan begitu penuh lika liku. Manusia dan semesta mengalami konflik yang berbeda setiap waktu. Respon terhadap masalah yang menyebabkan frustasidibagi menjadi tiga macam.

Meskipun Frustasi bersifat relatif dan berhubungan dengan rasa kepuasaan hidup manusia dengan realita yang dialaminya. Berdasarkan dibawah ini saya harap kita bisa mengelompokan jenis frustasi dan permasalahannya.

1. Agresi

Merupakan situasi frustasi yang masih dilevel standar. Bisa saja anda terlihat gelisah , mengerutu, diposisi tidak nyaman dan mengeluh. Anak-anak yang mengalami agresi biasanya dia marah, melemparkan benda yang ditangganya, namun ini masih diposisi prafrustasi, jadi pelampiasan agresipun masih tahap wajar.

Jika kita lihat dari sikap orang dewasa yang mengalami agresi, dia akan mengeluarkan bahasa kasar. Seperti "Tai", "Sialan" , dengan bahasa verbal yang menyakitkan lawan bicara. Mereka lebih cedrung menghina atau mencaci maki keadaan.

Agresi yang tidak bisa dilampiaskan secara langsung, disebut Displaced  Agression (agresi yang dialihkan). Banyak diantara kita menahan agresi terhadap sumber frustasi. Seperti seorang pekerja di kantor, dimarahi oleh atasannya. Si pekerja tidak bisa memarahi atasannya. Dia menahan hingga kemarahannya menumpuk dan dibawa sampai ke rumah. Akibatnya frustasi yang tertahan tersebut mudah meletup jika mendapat masalah baru lagi. Meskipun itu hanya asalah kecil. 

Si pekerja memaki istrinya yang tidak sempat menyediakan makanan, atau memerahi anaknya yang tidak berehenti menangis, atau menendang mobilnya yang tiba-tiba kehabisan bensin. Dalam buku pengantar psikologi edisi kedelapan di jelaskan bahwa kebiaaan kita menekankan kepada pihak minoritas telah berlangsung dari lama. 

Misalnya " ketika masa depresi ekonomi melanda dan keuangan negara menipis, orang-orang NAZI menyalahkan orang Yahudi, petani di Amerika Serikat menyalahkan orang kulit hitam, buruh --buruh Protestan menyalahkan orang Katolik Irlandia, dan masih banyak lagi ketidakpantasan dalam menyikapi permasalahan. Sekali lagi itu bukan solusi namun merugikan pihak lain tanpa pertimbangan.

2. Apati

Merupakan lawan dari agresi. Apati bersikap diam atau acuh terhadap persoalan. Tergantung proses belajar dari subjek yang mengalami frustasi. Reaksi terhadap frustasi dapat diketahui dengan pengalaman si subjek. Anak-anak yang biasanya dibelikan mainan setiap pergi ke mall. Akan menangis jika suatu saat datang ke maal tanpa membelikannya mainan. 

Jika biasanya setiap dia menangis permintaanya di kabulkan. Maka si anak akan mengulang sikap menangis tanpa menghiraukan tempat dan orang tuanya, namun jika sebaliknya jika anak itu menangis dan tetap saja tidak dibelikan mainan, dia akan bersikap acuh pada kondisi tersebut. menarik diri dan bersikap acuh adalah pilihannya.

Sikap acuh dan tidak peduli dengan diri sendiri terutama. Merupakan ketidakberdayaan manusia untuk memberikan harapan untuk kelangsungan hidupnya. alhasil mengurung diri, dan membenamkan diri dalam bantal, tanpa ingin mencari solusi dari masalah.

Dalam kondisi yang mencekam dan menekan, manusia harus memiliki keinggina diri untuk bertahan hidup. Seperti halnya kamu dan gerombolan sedang melakukan kamp bersama diatas gunung. Ditengah perjalanan situasi yang tak diduga menghampiri. Dari kejauhan terdengar gongongan anjing liar, lama-kelamaan gongongan anjing tersebut makin terdengar jelas.

Dan tepat di hadapan mereka tiga ekor anjing, kurus dan kelaparan menyosor kearah gerombolan.

Di antara gerombolan semuanya ketakutan dengan anjing. Salah satu temanmu langsung berlari kencang, dan dia pun dikejar oleh anjing tersebut, dan beberapa teman yang lain, melayangkan tongkat dihadapan anjing, setiap anjing itu mendekat, yang lain berupaya histeris minta tolong. Sedangkan badanmu gemetaran karena ketakutan, tiba-tiba pingsan ditengah hutan. Kan ngak lucu.

Ketidak berdayaan menjadikan manusia tidak bisa berpikir panjang. Lagi-lagi pasrah bukan pilihan. Tetapi berusaha , komunikasi dan kerja sama, tindakan kecil yang sangat membantu dan bermamfaat .

Di luar sana kita akan mengalami proses hidup yang panjang. Masalah yang tak diduga akan menghampiri. Jangan dibawa stress tapi asah selalu diri untuk menjadi dewasa, memantapkan emosi, dan kematangan intelektual sangat mempengaruhi seseorang untuk berupaya bertahan hidup.

3. Regresi

Merupakan tindakan yang kembali ke prilaku yang tidak matang, atau kembali ke usia muda. Dibandingkan frustasi yang lain, Regresi sudah kelewatan batas. Suatu proses, dimana dia tidak ingin menjalani kehidupan yang sedang dialami. Faktor konflik keluarga dan batin yang dialami si frustasi regresi ini, sangat berat. Beberapa kesadaran dalam kebiasaanya pun tidak lagi bisa di control. 

Dalam bukunya Freud digambarkan seorang gadis belia yang sudah beranjak dewasa, menjadi infantile. Setelah mengalami konflik keluarga yang rumit, orangtuanya berpisah dan dia mengalami kekerasan seksual dari Bapaknya sendiri, karena ibunya selalu menolak untuk behubungan intim.  Ibunya mulai mencurigai  dan memisahkan anak itu dengan bapakya. 

Anak itu menjadi pemurung, suka menyendiri, tidak mau sekolah . sampai akhinrnya dia menemukan potonya di masa kecil. Dia mengubah penampilannya menjadi infantile, tidak bisa mengontrol air seninya sendiri, suatu fase dimana dia ingin kembali hidup di masa kecil tanpa masalah dan cemburu ( kasus Dr.  John Romano)

Tidak jarang tindakan regresi ini ditampilkan oleh orang dewasa. Mereka berteriak, memaki, mulai berkelahi,atau kembali manampilkan tindakan masa lalunya. Saya pribadi pernah melihat dimasa lalu ketika Nenek saya memarahi kakek dengan berteriak dan memaki kakek dengan masalah masa lalu yang tidak bisa dia terima. Saya masih sekolah dasar waktu itu.

Ketika mereka bertegkar saya menangis, ketakutan. Sampai akhirnya bertambahnya usia dan pengalaman saya menyadari bahwa nenek saya mengalami frustasi, namun dia selama ini menahannya.

Setiap dia marah , selalu dengan ocehan yang sama. Saya sebagai cucu waktu itu belum bisa mencari solusinya. Saya yakin nenek dan orang-orang lainnya yang memiliki masalah kecil atau besar, solusinya adalah dengarkan dan jadi teman cerita mereka. Apalagi pernikahan nenek saya dan kakek saya berlangsung ketika masih remaja yang labil.  Intinya apapun masalah selesaikan dengan kepala dingin, hati tenang, sampaikan masalah dengan terbuka. Temukan orang yang bisa kamu percaya, jika masalah itu tidak bisa kamu selesaikan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun