Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Ada Rombongan yang Bakar Halte Jakarta, Benarkah?

14 Oktober 2020   22:14 Diperbarui: 14 Oktober 2020   22:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Undang undang Cipta kerja Kontroversial

 'Nasi Telah Basi' halte telah hancur jadi abu, dan meninggalkan tonggak-tonggak gosong. Mungkin hanya itu pilihan terakhir rakyat atau oknum untuk menuntut haknya.

05 Oktober 2020, ketok palu untuk RUU Cipta Kerja dilaksanakan. Berbagai kontroversi dan adu argumentasi terjadi di ruang parlemen itu. 

Terdapat 9 fraksi yang ada di DPR dan dua fraksi menolak keras RUU Cipta Kerja tersebut

Tujuh fraksi yang setuju yaitu fraksi , PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP dan PAN.yang telah dilaporkan ke Paripurna. Sedangkan Demokrat dan PKS menolak rancangan tersebut. Bukti penolakan terjadi ketika adu argumentasi di kursi panas yang berjejer di dalam gedung DPR.

Berikut 7 point Undang-Undang Cipta Kerja
1. Upah Minimun Penuh Syarat
2. Pesangon Berkurang
3. Kontrak kerja tanpa batas waktu
4. Outshorcing seumur hidup, baru dapat konspensasu minimal satu tahun
5.  Waktu kerja yang berlebihan
6. Hak upah cuti yang hilang
7. Jaminan pensiunan dan kesehatan terancam
Berdasarkan 7 point UU Cipta Kerja, membuat masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan menjadi geram. 

Indonesia negara bebas pendapat , rakyat pun melakukan demo besar-besaran di berbagai titik, di beberapa kota Indonesia.

Para penolak omnibus law berasal dari latar yang berbeda. Kawanan para mahasiswa berunjuk dengan almamater masing-masing, para buruh dengan baju kaus warna warni. 

Kemudian kawanan anak SMK pun ikut beraksi. Aksi unjuk rasa pun tidak berjalan begitu mulus. Salah satu kerusakan yang fatal ialah merusak fasilitas umum, seperti halte Transjakarta yang terdiri dari 18 halte. 8 halte dibakar dan 10 lainnya dirusak dan dijarah fasilitas nya.

Diperkirakan kerugian Transjakarta diperkirakan 45 Milyar. "pihak Transjakarta menyayangkan dan mengancam keras aksi perusakan dan pembakaran halte dan fasilitas warga" ucap Nadia

Halte Menjadi Korban

Kerusakan parah terjadi pada halte Bundaran Hi, depan Plaza Indonesia dan bersebarangan dengan Hotel Pulman. Halte bundaran Hi sekaligus stasiun MRT Bundaran Hi. Selanjutnya Halte Sarinah, Tosari Baru, Tosari lama, Karet Sudirman, sentral Senen, Senen arah Pulo Gadung, Grogol 1, dukuh atas, sentral Senen, Senen arah Pulo Gadung, Petojo, Benhil, RS. Tarakan, Kwitang.

Para buruh pengguna busway sangat kecewa dengan tindakan anarkis tersebut. Saya adalah buruh waktu yang datang untuk merantau  dan mengadu nasib. Salah satu transportasi umum yang bisa diandalkan para pendatang dan Masyarakat sekitar paling murah dan terjangkau oleh semua kalangan adalah busway.

Dari awal menginjakkan kaki di Jakarta sampai tahu seluk beluk kota Jakarta, saya hanya mengadakan busway. Dengan biaya 3500 kita bisa keliling kota Jakarta. Selain halte yang dibakar, Pos Polisi dan beberapa fasilitas umum dijalanan pun dihancurkan massa.

Berdasarkan informasi dari berita terkini dari stasiun televisi nasional. Terdapat seribu orang yang telah diamankan Polda. Mereka ditahan dalam gedung lantai 2. Sembari menunggu kedatangan orang tua masing-masing untuk dijemput dan melakukan perintah sungkeman di kaki orang tua.

Setelah Demo Buruh Tetap Kerja

Tidak ada yang berubah. Semua masih seperti biasa. Untung lah, saya tidak di PHK atau dirumahkan. Mengingat pandemi covid 19 belum reda. Bekerja di bidang penjualan makanan, mengharuskan saya tetap kerja untuk memenuhi kebutuhan pokok warga sekitar. 

Rutinitas ku dimulai dari jam 07.00 WIB, menempuh perjalanan dua jam dari halte tanah kusir kodim, Kebayoran Lama, transit ke Harmoni dan melanjutkan ke jalur kota menuju Blok M. Pemberhentian terakhir saya di Halte Bundaran Hi.

Kemaren saya masih ingat dengan jelas semua fasilitas, petugas dan kenyamanan yang diberikan para Transjakarta. Selama ini saya tidak mendapat keluhan dari Transjakarta. 

Selama PSBB Transjakarta beroperasi dari jam 07.00-19.00 Wib. Beberapa keluhan pun disampaikan para buruh yang saya wawancarai. Tina wanita berumur 32 tahun asli Flores sudah 5 tahun di Jakarta. "Aduh, ngak mungkin aku pakai gojek dari Kelapa Gading ke Tebet, bisa habis uangku" ucap Tina yang masih kebingungan karena halte yang biasa dia gunakan dirusak.

Selain Tina saya juga bertanya ke Supervisor saya. Ibuk Puspita wanita parubaya, yang selalu melakukan pengecekan di berbagai tenant di pusat pembelanjaan yang berbeda di kota Jakarta. 

Setidaknya ada 3 Mall yang di bawah tanggung jawabnya. Setiap hari dia hanya menggunakan busway dari ragunan menuju pusat kota, Kebayoran lama, Kuningan. 

Kegelisahan Puspita mengharuskan nya mencari informasi jalur busway " untunglah halte monas ngak dibakar, jadi gw bisa ke Monas dulu, nanti naik gojek ke plaza Indonesia" begitulah keluhnya Puspita pagi itu.

Memang kondisi sangat pelik. Saya sendiri pun merasakan kegelisahan sebagai buruh waktu di kota Jakarta. Sekarang tidak bisa berbuat apa-apa, 'nasi telah basi' halte telah hancur jadi abu, dan meninggalkan tonggak-tonggak gosong. Mungkin hanya itu pilihan terakhir rakyat atau oknum untuk menuntut haknya.

Pemvrov DKI Jakarta Sigap Renovasi Halte

Kesigapan Pemprov DKI Jakarta sangat diapresiasi. Terlihat dari upaya untuk menstabilkan keadaan transportasi busway. Memegang setelah demo. Besoknya halte tidak beroperasional. Pemindahan rute busway pun diterapkan ditengah Penggunaan busway yang diharapkan masyarakat Jakarta.

Malam setelah demo pihak Pemprov diutus untuk observasi lapangan untuk meninjau tingkat kerusakan, biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk tahap renovasi halte. 

Kesigapan dan lesiapan pemprov yang diancungi jempol. Saya sebagai pengguna setia pengguna setia busway hanya merasakan dua hari untuk jalur chage rute. Sekarang kambali jalur normal. Apalagi kemaren sentral busway halte harmoni sudah aktif kembali. Cukup prihatin lihat kondisi harmoni, beberapa fasilitas dirusak, pecah, dicuri. Sempat kesal tapi saya juga binggung dengan kondisi negri ini.

Untunglah Halte yang dirusak telah direnovasi secepat kilat oleh Pemvrov DKI. Terimakasih Pemvrov DKI Jakarta.

Siapakah rombongan yang bakar halte?

Jakarta adalah kota penuh drama. Demo kedua pun berlanjut. Transportasi umum sampai hanya siang hari. Beberapa titik dipenuhi oleh massa. Demo kedua ini berpusat di patung kuda depan Monas. 

Kerusuhan yang terjadi merusak 2 mobil yang terparkir di gedung ESDM. Para massa emosi masuk dengan melompati pagar yang pendek itu. Kaca-kaca bangunan pun telah terpecah belah. Emang di Jakarta bangunan milik pemerintah berderet di jalan raya kota Jakarta dengan megahnya.

Untunglah aksi tersebut tidak sampai malam hari. Saya pun memilih pulang naik ojek menuju stasiun kareta api. Percakapan pun terjadi antara saya dengan driver ojol itu. Ternyata si driver baru pulang dari demo. 

Saya pun menanyakan rombongan yang bakar halte. Si driver pun juga kaget dengan kawanan yang lain. Setelah melihat rombongan yang datang dan langsung bakar halte. Padahal pendemo yang lain tak ada niat untuk bakar halte, palingan hanya bakar ban di depan air pancur bundaran Hi. 

"Karena ikut emosian jadi yang lain ikut bakar halte mbak", begitulah kata mas drivernya.

Disatu sisi saya yang buruh juga merasakan kecewa dan tidak adil dengan keputusan terhadap Undang Undang Cipta Kerja itu. Tak semua orang bisa setuju. Pasti ada hitam putih untuk sebuah pilihan. 

Jika memang, lebih besar keuntungan pihak investasi dari karyawan . Apa daya mereka karyawan atau buruh yang bergantung hidup pada perusahaan mereka bekerja. Kita hanya rakyat biasa yang butuh pertimbangan kesejahteraan di bumi Pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun