Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rey Diduga Menderita Kelainan Otak karena Sering Memendam Emosi

7 Agustus 2020   23:40 Diperbarui: 7 Agustus 2020   23:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini seorang teman di tempat kerja sedang berkeluh kesah. Selama satu minggu ini dia bolak balik ke rumah sakit. Rey adiknya tak kuat berdiri, hingga  harus dirawat di rumah sakit. 

Malangnya, pihak rumah sakit mentransfer ke RS pusat di kota Jakarta. Maklum di rumah sakit yang kemaren, alat kesehatannya belum memadai. Keadaan Rey sampai sekarang belum sadar diri.

Berawal dari sakit maag berlanjut ke asam lambung. Sekarang dokter menduga Rey menderita kelainan pada otak. Sebuah berita yang tak pernah diduga. Seakan badai menerpa keluarga teman saya itu. Rey adalah anak remaja yang aktif bermain dan belajar. Saking aktifnya Rey kadang menghabiskan waktu bermain bulutangkis sampai tengah malam. Meskipun kedua orangtuanya sudah melarang keras.

Kebiasaan Rey tersebut dilakukan setiap harinya, hingga dia lupa untuk makan. Diumur nya masih beranjak selangkah dari masa anak-anak Rey kadang sibuk dengan dunianya sendiri dan teman-teman nya. Sekarang keadaan Rey hanya berbaring dan dibantu oleh silang infus, jarum suntik, pispot dan terbaring lemas diruangan UGD.

Idn.times
Idn.times
Pihak keluarga hanya bisa berdoa dan berharap pada yang maha kuasa. Diantara sadar dan tidak sadar Rey mengingau banyak hal. Dari mata pelajaran, memanggil nama keponakan kesayangannya, memanggil kakaknya terakhir mengingau tentang minuman botol. 

Dan tiga nama  teman yang sering bersamanya.  Namun dari gigaun itu Rey terlihat kesal dan marah semua campur aduk.

Keluarga pun mulai binggung. Sampai akhirnya kakaknya menyadari bahwa Rey adalah orang yang tidak mau berbagi air minum satu botol karena dia tipekal orang yang jijikan. Meskipun itu bekas minuman orang tua ataupun saudaranya sendiri.

Kemudian sang kakak menemui ketiga nama yang sering disebut oleh adeknya itu. Akhirnya terjadilah pertemuan antara kakak dan ketiga bocah. 

Tak ada emosi hanya mencari solusi. Dengan tenang kakak bertanya pada bocah yang telah menyakiti perasaan adeknya itu. 

Dialog panjang pun terjadi hanya untuk kebaikan Rey kedepannya. Dari dialog terbukti bahwa Rey sudah tertekan dengan perlakuan temanya, dan temannya itu mengakui bahwa Rey anak yang baik dan takut kehilangan.

Melalui rekaman dari hp mereka bertiga minta maaf pada Rey yang masih setengah sadar. Penyesalan muncul ketika musibah telah hadir. "aku merasa bersalah telah memaki Rey ketika dia berbuat kesalahan" ucap ibunya, kuharap kau jangan pernah memarahi anakmu. Itu selalu pesan yang disampaikan ibu Rey kepada anak-anakya yang sudah menjadi orang tua.

Jadi yang bisa kita petik dari cerita diatas ialah tak peduli kamu harus menjadi orang tua terlebih dahulu. Namun jadilah manusia yang berhati tenang pikiran dan jiwa. 

Perlakukan anak, saudara, orang lain sebaik mungkin. Kadang mereka bukan tipekal yang bisa mengekspresikan diri dihadapan orang lain namun memendam sampai membekas menjadi penyakit hati dan pikiran. Rey adalah perwakilan dari orang-orang yang pernah tersakiti oleh orang terdekat.

Ingat kita hidup dalam dunia sosial. Bertindak lah sewajarnya dalam berteman. Oh ya kamu harus bisa memahami psikologi orang lain. Tak perlu kamu tahu banyak hal, yang penting kamu menjadi orang yang peka dan bisa memahami banyak hal.

Oh ya Rey adalah nama samaran. Tapi ini adalah cerita nyata. Aku mohon doa nya teman semua agar Rey* bisa sadar dari koma dan bisa beraktivitas kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun