Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bumi dan Eksistensi Tanpa Batas

20 November 2019   00:36 Diperbarui: 20 November 2019   00:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam pergantian adegan, kostum, setting, secara gamblang sutradara, menontonkan di atas panggung seperti suasana latihan. Meskipun demikian peristiwa tersebut tidak memutuskan emosi penonton dari awal sampai akhir pertunjukan. Berbagai kritikan dan pujian didapatkan oleh Yusril Katil setelah pertunjukan berlangsung. 

Salah satu bentuk apresiasi dari penonton ialah tidak bisa menahan tawa saat pertunjukan berlangsung, sedangkan sebaliknya terkhusus kaum seniman tua hanya diam, dan sibuk dengan urusan nya masing-masing. Hal ini dianggap wajar bagi sutradara Yusril, karena ia menyadari bahwa lebih tepatnya pertunjukan ini dipentaskan di  kampus-kampus, yang penontonya anak muda. Meskipun demikian Yusril anggota Bumi Teater sangat berterima kasih kepada semua pihak dan tetap belajar untuk berkarya dalam dunia seni teater.


Komunitas Hitam Putih adalah salah satu komunitas yang terinspirasi dari Wisran Hadi. Beberapa komunitas lainnya, seperti Noktah, Dayung-Dayung, Teater Padang dan pertunjukan teater di ISI Padangpanjang sering menggunakan campuran konsep tradisi dan modern. Pertunjukan terbaru tahun 2019 dengan judul naskah Roh karya Wisran Hadi dengan mahasiswa teruji Pandi Mirdianto, menggunakan konsep gabungan tradisi dan modern untuk ujian akhirnya. Berbagai unsur tradisi dihadirkan dari kostum, musik, dan property. Begitupun dengan pergantian adegan menggunakan unsur randai tapuak galembong, kemudian beberapa dendang yang disampaikan oleh tokoh dalam pertunjukan Roh.

Semua penonton sangat menikmati pertunjukan dan penonton merasa ada ikatan dengan pertunjukan yang berlangsung.  Faktanya semua naskah karya Wisran Hadi menjadi naskah pilihan mahasiswa teater yang berminat pemeranan dan penyutradaraan untuk menjadi bahan ujian akhir. Tapi setiap manusia memang memiliki mata yang sama, namun berbeda dalam memandang dan menghadirkan sesuatu untuk dipresentasikan di atas panggung.


Malam Anugrah Wisran Hadi 2019


Merupakan kegiatan dalam mengenang kembali jasa Wisran Hadi. Dilaksanakan bulan November 2019 dengan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk partisipasi terhadap kegiatan yang dilakukan ialah sebagai peserta lomba essai dan menulis naskah. Pemenang dari lomba akan mendapatkan reward kemudian bisa berkumpul di satu titik bersama seniman lainnya.
Wisran Hadi sebagai Sutradara berdarah Minangkabau telah menginspirasi banyak orang dalam berkarya dan menjadikan seni menjadi bagian dari hidupnya. Bagi saya seorang tamatan seni teater, sangat berterimakasih kepada Wisran Dan grop Bumi yang masih Berjaya sampai sekarang. Sehingga saya generasi milenial bisa merasakan semangat berkesenian yang luar biasa. Mengajarkan untuk mencintai seni, karena seni hadir untuk dicintai dan dikembangkan.

 

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun