Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kematian Seekor Kambing Betina

14 April 2019   21:02 Diperbarui: 14 April 2019   21:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Cecen yang tertidur pulas tidak menghiraukan suara tersebut. Sampai akhirnya suara itu semakin nyaring dan sampai di daun telinga Cecen .

Teriakan "Tolong, Tolong", membuka mata Cecen dan kedua anaknya. Cecen dan anaknya langsung berdiri karena ketakutan dan terkejut. Akhirnya kambing berjenggot panjang yang sudah tua itu tepat di hadapan keluarga Cecen. 

"Maafkan saya Tuan, saya telah menggangu kalian" ucap kambing tua tersebut.

"Ada apa kambing tua, sepertinya kau sangat kepanikan?" ujar Cecen

Dengan wajah gelisah kambing tua menjawab "Istriku  tidak berdaya sekarang, karena makan sesuatu."

"Kalau begitu mari kita lihat" jawab Cecen dan langsung mengikuti kambing tua yang bersedih.

Diperjalanan, Kambing tua  tak henti-hentinya menyesal karena telah membawa istrinya di lokasi yang banyak tumpukan sampah.  Sampai akhirnya kami sampai dan keadaan istri kambing tersebut sudah sekarat.

Upaya Cecen dan kambing tua untuk membantu hanya sia-sia. Kambing betina tadi sudah tidak bernapas lagi dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Langsung kambing tua memeluk istrinya dan Cecen bersama anaknya berusaha menegarkan Kambing tua yang berkabung.

"Saya yakin istri Saya sudah menelan kantong plastik sialan itu!!" Sebelumnya sudah saya katakan padanya kalau kantong palstik itu berbahaya  kalau sempat kita makan, andai saja manusia tidak membuang sampah di sembarang tempat, mungkin istri saya tidak akan mati seperti ini" getir si Kambing tua yang meratapi kematian istrinya.

"Sabar kambing tua, jadikan ini pelajaran dan pengalaman untuk kita semua, bahwa kita hidup harus menjaga lingkungan dan tidak boleh mencemari alam. Kita sebagai binatang tidak boleh terpedaya oleh plastik. Semoga manusia  sadar bahwa harus membuang sampah  pada tempatnya kalau tidak dia akan ditimpa musibah bagi hidupnya, sekarang saja coba kita lihat bahwa tanah di beberapa titik tidak subur lagi   dan kelak kalau dibiarkan seperti ini maka bumi bisa marah" sahut si Cecen dan kemudian memeluk si Kambing tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun