Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Takdir

30 Maret 2019   19:35 Diperbarui: 30 Maret 2019   19:40 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
Hari-hari ku kini terasa lebih berwarna dengan adanya Zikri di kehidupanku. Aku seakan tidak pernah lagi merasakan pahit nya hidup ini sama dengan pahit nya obat-obatan yang harus aku minum tiap hari nya. Setiap hari Zikri selalu membuatkejutan-kejutan kecil yang tidak pernah bisa ku lupakan. Ah, betapa sayang nya jika aku harus pergi dan melukai hatinya. 

Aku termenung. "Selamat malam my dear." Isi pesan singkat nya. "Selamat malam juga dear." Balasku. "Coba tulis satu kata yang ada di fikiran kamu saat ini." Balas nya lagi. Aku tak tau apa yang akan dilakukan nya. Lalu aku pun menulis satu kata yaitu "kopi." "Kopi itu enak nya diminum saat panas. Tetapi resiko nya cepat habis. Kalau tidak mau cepat habis, minumlah pelan-pelan tapi resiko nya kopi sudah dingin. Begitu juga dengan cinta, selalu membingungkan." Balasnya dengan kata-kata indah itu. Aku tak membalas sms nya lagi. 

Aku segera mandi dan siap-siap karna kami telah janjian untuk pergi makan malam bersama. Tit, tit suara klakson mobil terdengar jelas sampai kekamar ku. Itu pasti Zikri sudah datang . Pikirku. Aku segera menyudahi dandanku dan buru-buru menemui nya. "Ma, aku pergi dulu ya?" pamit ku sama mama. Mama sedang asyik memasak makan malam di dapur. "Iyaa hati-hati dijalan ya? Jangan pulang terlalu malam." Pesan mama ku. "siip mama sayang." Jawabku seraya mencium tangannya. "mau makan dimana?" tanyaku. "Ditempat yang buat kita jadian dulu." Jawabnya. 

"Pasti caf rainbow kan?"tebak ku. Dia hanya tersenyum. Tak menjawab pertanyaanku. Huh, sebal. Tiba-tiba mobil berhenti di pinggir jalan. Tepat di depan sebuah pohon besar aku melihat sebuah meja dan dua buah kursi yang dihias seromantis mungkin. "this is the first our candle light dinner, honey." Bisiknya memecah kesunyian diantara kami. "Oh so romantic honey, thank you so much." Ujarku. 

Aku tak menyangka, ini adalah tempat dimana pada malam itu kami hujan-hujanan disini. Dan tempat ini juga yang menjadi saksi hubunganku.  Kami mulai makan. Sesudah makan dia mengeluarkan gitar. "Mau request lagu apa nona cantik?" candanya. "aku mau kamu nyanyiin lagu yang sesuai dengan suasana hatimu saat ini, yang bisa mewakili isi hatimu." Pintaku. Dia berpikir sejenak. Lalu dia mulai memetik gitarnya.

Usap air matamu
Dekap erat tubuhku
Tatap aku sepuas hatimu
Nikmati detik demi detik
Yang mungkin tak bisa kita rasakan lagi
Hirup aroma tubuhku
Yang mungkin tak bisa lagit tenangkan gundahmu,gundahmu

Aku tak tau bagaimana perasaanku waktu dia menyanyikan lagu itu.
Kenapa tiba-tiba dia teringat lagu itu? Apa itu isi hatinya sekarang?
Ah aku tak tau.

Nyanyikan lagu indah
Sebelum ku pergi
Dan mungkin tak kembali
Nyanyikan lagu indah
Tuk melepasku pergi
Dan tak kembali

Lagu telah usai. Aku tepuk tangan bertanda aku suka sama suara nya. Tapi masih ada gundah dihati ini kenapa harus lagu itu yang diabawakan. Ah sudahlah, ini mungkin Cuma aku yang terlalu parno.Tidak terasa sudah dua jam kami disini. Tapi tak sedikitpun niat dihati meninggalkan tempat ini. Sampai kemudian pun hujan turun. Dan kami masih terpaku dengan kebisuan masing-masing. Hujan terus mengguyur. Dia melihat ke arahku dan mengajak ku untuk segera masuk ke mobil dan pulang.

***
"Cepat sembuh ya, Rise. Kami semua kesepian tanpa kamu disekolah." Kata Hellen sahabatku. Perlu diketahui,aku sudah 3 hari dirawat di rumah sakit semenjak kejadian hujan-hujanan sama zikri beberapa hari yang lalu. Penyakit ku jadi kambuh. "iya len, aku juga pengen banget sembuh. Doain aja ya?" kataku berusaha tampak tegar dihadapan orang-orang yang aku cintai ini. Aku melihat Zikri dengan tatapan nanar. Haruskah aku tetap mempertahankan hubungan ini? Aku tidak yakin dengan semua ini. Aku rapuh. "Sayang..." bisikku. "iya sayang? Ada apa? Ayank mau apa?" balas nya dengan penuh perhatian. Oh betapa baik nya dia tuhan. Aku tidak sanggup bila harus kehilangan nya. "kepala aku sakit banget. Aku sudah tidak sanggup rasanya menahan sakit ini. Aku mau hidup tenang." Ujar ku dengan nafas berat. Dia menatap ku dengan mata yang berkaca-kaca. Dia terdiam lama "sayang, hidup dan mati itu sudah diatur sama yang maha kuasa. Jadi jangan putus asa. Setiap penyakit pasti ada obatnya kok." Ujarnya berusaha menenangkanku. "Tapi, kamu sudah dengar apa kata dokter kan? Aku difonis kanker otak stadium 4 dan dokter memperkirakan umurku hanya tinggal 2 bulan lagi. Aku gak mau kamu sakit. Aku gak mau kamu sedih. Untuk itu aku mohon sama kamu, tinggalin aku." Pahit sekali kata-kata itu keluar dari mulutku.  Dia hanya diam sampai aku pun tertidur lelap. "aku berharap kita akan bersama selamanya." Bisiknya memecah keheningan malam.

***
Esok pagi nya, Zikri pun sudah ada disampingku. Dia mau pamit untuk pergi membeli obatku. "Aku pergi dulu ya sayang." Pamitnya. "iya,hati-hati di jalan ya." Balasku.  Aku pun memejamkan mata dan akhirnya terlelap. Di tengah tidurku aku bermimpi. Zikri membawakan ku obat dan dia segera pergi dengan dua orang teman nya yang berpakaian serba putih. Aku terbangun karna suara mama yang menangis disampingku. Aku bingung. ada apa ini? Aku tanya mama dengan penuh rasa cemas. "Ada apa ma? Kenapa mama menangis? Apa yang terjadi?" aku khawatir. Mama menatapku. Lalu mama berkata "Zikri telah tiada,Rise. Dia kecelakaan sewaktu pulang dari apotik. Nyawa nya tidak tertolong. Ini ada surat yang ditemukan di saku bajunya. Ini surat untukmu. Bacalah." Aku menangis histeris. Ini lah rahasia-Nya.  Aku membuka surat Zikri dengan air mata berderai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun