Oleh: Dikky Bayu Setyawan
Pendahuluan: Potensi Tersembunyi Desa Cukilan
Desa Cukilan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Dikelilingi oleh keindahan alam dan budaya lokal yang kaya, desa ini juga menyimpan potensi agrowisata berbasis tanaman lokal. Salah satu komoditas unggulan yang layak dikembangkan adalah talas kimpul (Xanthosoma sagittifolium).
Talas kimpul, tanaman umbi-umbian yang mudah tumbuh di pekarangan dan tegalan, memiliki nilai gizi tinggi serta berbagai manfaat sebagai bahan pangan alternatif. Selain itu, talas ini memiliki peluang besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti tepung, keripik, dan camilan lainnya. Namun, hingga saat ini pengelolaan talas kimpul di Desa Cukilan masih terbilang sederhana dan belum terintegrasi.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), upaya kolaboratif dilakukan untuk mengembangkan sistem produksi hulu-hilir talas kimpul. Kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan potensi lokal sekaligus mendukung visi Desa Cukilan menjadi desa wisata berbasis agrowisata.
Tantangan dalam Pengelolaan Talas Kimpul
Sebelum program pengabdian masyarakat dilakukan, Desa Cukilan menghadapi beberapa tantangan besar dalam pengelolaan talas kimpul:
- Budidaya Belum Optimal
Talas kimpul ditanam secara acak di pekarangan atau tegalan, tanpa manajemen yang baik. Hal ini menyebabkan produktivitasnya rendah dan tidak konsisten. - Pengolahan Tradisional
Hasil panen talas umumnya dijual dalam bentuk segar dengan harga murah. Beberapa warga mengolahnya menjadi keripik, namun pengolahannya masih sederhana dan skala kecil. - Pasar yang Terbatas
Produk olahan talas hanya dipasarkan di warung-warung desa tanpa strategi pemasaran yang menjangkau pasar luar.
Pendekatan Solutif: Sistem Produksi Terintegrasi
Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan dari Oktober hingga Desember 2023 dirancang untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Tim UKSW yang terdiri dari tiga dosen dan enam mahasiswa bekerja sama dengan 11 wirausahawan mikro, lima tenaga pemasaran, dan tujuh petani kimpul di Desa Cukilan.