Pernikahan yang dipahami hanya lewat drama korea atau sinetron Dillan dan kawannya membuat CINTA (Baca : Bucin) adalah motor penggerak dalam membangun paradigma ini.Â
Tentu jelas kesiapan masing-masing pasangan sangat diperlukan dengan pemahaman dan penguatan mental yang kuat pula. Akan tetapi kita telah terkecoh dengan sisi romantisme masa lalu ayah dan bunda saat menjalin kasih yang indah dan menyenankan. Padahal era nya sekarang jauh berbeda.Â
Mental anak zaman sekarang yang gak sabaran, suka main TIKTOK dan pengen cepat-cepat membuat si pasangan muda ini lupa bahwa segala sesuatunya itu harus disiapkan.Â
Tentu hal utama yang harus disiapkan adalah ILMU, untuk solat aja yang prakteknya tak sampai 10 menit ini kita butuh belajar ngajinya bertahun tahun. Apalagi pernikahan yang pelaksanaanya seumur hidup hidup? Bisa lah anda simpulkan.Â
Lalu berikutnya adalah masalah Sunnah atau ibadah ini sangatlah bahaya jika disalah artikan. padahal makna yang sesungguhnya yakni ibadah beserta ilmunya harus siap lalu ibadah itu bukan hanya satu gais. Melainkan banyak sekali bentuk ibadah yang bisa kita jalani.Â
Merawat anak yatim, sekolah/belajar ke jenjang yang lebih tinggi, naik haji, membantu oran tua membelikan garam ke warung, bantuin baca artikel ini agar banyak yang baca dan lainnya.Â
Lalu berikutnya rezeki, padahal sudah jelas tiap manusia sudah diberikan Rezekinya masing-masing. Nah makna ini yang sebenarnya kita harus kritisi.Â
Dalam QS Ar-Rad ayat 11 sudah jelas, bahwa Alloh SWT tak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu yang mengubahnya. Makna ini bisa kita dapat pahami, kalo kita gak berusaha ya kita gak akan berubah. masalahnya anak muda now itu kerjaan belum kuat (Serabutan) dan belum stabil apalagi finansial dan mental. Akan sangat berbahaya jika ini hanya diyakini dengan taqlid buta. Bahwa segala sesuatu nya itu mesti di pahami secara mendalam.
Lalu yang terakhir ada jargon "Untuk menghindari ZIna", ya kalo kalo hanya sekedar mengindari Zina ya gampang. Bukan dengan Nikah Muda tapi Mati muda.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H