Mohon tunggu...
diki nugraha
diki nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Industri Ramah Lingkungan : Menuju Masa Depan Berkelanjutan

27 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 27 Desember 2024   13:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama Penulis : Diki Nugraha_221010501943_Prodi Manajemen_Fakultas Ekonomi dan Bisnis_Universitas Pamulang

Perkembangan industri tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar terhadap kelestarian lingkungan.  Bagaimana industri dapat menjalankan operasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan? Mari kita bahas beberapa aspek penting:

 

1. Standar Baku Mutu Limbah Cair

 

Limbah cair yang dihasilkan industri harus memenuhi standar baku mutu untuk mencegah pencemaran lingkungan. Peraturan Menteri LHK No. 68 Tahun 2016 menetapkan beberapa parameter penting, seperti:

 

- BOD (Biological Oxygen Demand): Maksimal 30 mg/L. BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air.

- COD (Chemical Oxygen Demand): Maksimal 100 mg/L. COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik dalam air, baik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak.

- pH: 6-9. pH menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air.

- TSS (Total Suspended Solids): Maksimal 30 mg/L. TSS mengukur jumlah padatan yang tersuspensi dalam air.

- Minyak dan Lemak: Maksimal 5 mg/L.

- Amoniak: Maksimal 10 mg/L.

- Total Koliform: Maksimal 3000 unit/100 mL. Koliform adalah bakteri yang mengindikasikan adanya pencemaran dari kotoran manusia atau hewan.

 

Contoh limbah cair yang diolah sesuai standar ini adalah air limbah dari rumah tangga yang telah melalui proses di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

 

2. Sistem Monitoring Kualitas Udara

 

Di sekitar lokasi industri, sistem pemantauan kualitas udara sangat penting untuk mengawasi polusi udara. Contohnya adalah penggunaan NodeMCU ESP32 yang terhubung dengan sensor gas seperti MQ-7 untuk CO dan MQ-135 untuk NO2. Sistem ini dapat menampilkan data secara real-time melalui website dan memberikan peringatan jika kualitas udara buruk.

 

Sistem monitoring ini sangat penting untuk menjaga kesehatan pekerja dan lingkungan, serta mematuhi regulasi pemerintah terkait polusi udara.

 

3. Efisiensi Penggunaan Air

 

Efisiensi penggunaan air dalam proses produksi sangat penting untuk mengurangi biaya dan dampak lingkungan. Beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi meliputi:

 

- Penggunaan Kembali Air:  Misalnya, PT Phapros menerapkan sistem daur ulang air limbah yang berhasil menghemat 15.511,7 m air.

- Teknologi Hijau: Penggunaan sensor IoT untuk menggabungkan konsumsi air secara real-time dapat mengurangi penggunaan air hingga 30%.

- Sistem Pemulihan Air:  Mengadopsi sistem pemulihan air limbah untuk digunakan kembali dalam produksi.

 

Dengan langkah-langkah ini, industri tidak hanya menghemat sumber daya tetapi juga mendukung ekosistem.

 

4. Pengelolaan Konsumsi Energi

 

Industri mengelola konsumsi energi dengan berbagai strategi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Beberapa langkah yang umum dilakukan meliputi:

 

- Penggunaan Energi Terbarukan: Banyak industri beralih ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Misalnya, perusahaan yang menggunakan panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi CO2.

- Audit Energi: Melakukan audit untuk mengidentifikasi area pemborosan energi dan memperbaiki proses yang tidak efisien. Ini membantu dalam merencanakan penempatan peralatan lama dengan teknologi yang lebih efisien.

- Pemeliharaan Rutin: Menjaga peralatan berfungsi optimal melalui pemeliharaan berkala, sehingga konsumsi energi dapat diminimalkan.

 

5. Program Penghijauan dan Konservasi Lingkungan

 

Banyak perusahaan yang memiliki program penghijauan dan konservasi lingkungan di sekitar lokasi industri mereka. Contohnya, PT PAL Indonesia (Persero) berpartisipasi dalam program penanaman satu miliar pohon dengan memanfaatkan lahan kosong untuk penghijauan. Mereka telah menanam 2.000 pohon di area perusahaan dan mengelola kebun bibit untuk memastikan keberlangsungan tanaman.

 

Selain itu, PT Petrokimia Gresik juga aktif melakukan penghijauan dengan menanam berbagai jenis pohon pelindung di garis pantai kompleks industri untuk meningkatkan kebersihan udara dan menjaga keseimbangan ekosistem.

 

Kesimpulan

 

Membangun industri yang berkelanjutan dan bertanggung jawab adalah kunci untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, perusahaan dapat menjadi bagian penting dalam membangun masa depan yang lebih baik dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun