Mohon tunggu...
Diki Angger Arianto
Diki Angger Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Selain sebagai mahasiswa aku juga manusia biasa yang masih berusaha konsisten untuk menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ironi Sepak Bola Indonesia yang Terlalu Dibanggakan

9 Desember 2023   15:42 Diperbarui: 9 Desember 2023   16:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tidaklah seprestisius itu

Hal itu akan menjadi benar kalau tidak diimbangi dengan prestasi dan kualitas sepak bola Indonesia yang memadai. Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 memang merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dan potensi sebagai negara sepak bola. Saya akui hal itu cukup membuat saya bangga (saya mewakili banyak masyarakat).

Namun, jika tidak disertai dengan peningkatan prestasi dan kualitas sepak bola Indonesia, maka menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 hanya akan menjadi ajang pamer tanpa makna. 

Terlebih yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Indonesia mampu masuk dan bertanding di Piala Dunia U-17 kalau tidak jadi tuan rumah? Indonesia harusnya belajar dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam sepak bola.

Kesimpulannya, banyak media massa Indonesia yang tidak kritis inilah yang melatarbelakangi saya menulis artikel ini. Media massa Indonesia masih maju mundur untuk memberitakan berita yang mengkritisi, dan terjebak pada narasi yang mengelu-elukan sepak bola Indonesia. 

Mereka lebih memilih bahan berita yang sensasional dan kontroversial daripada menonjolkan hal-hal yang lebih substansial dan konstruktif. Fakta dan realitasnya seakan perlahan terkubur, meski ingatan masyarakat akan apa saja yang pernah terjadi tidak bisa hilang begitu saja.

Saya tidak tahu apa alasannya. Padahal dengan lebih kritis dalam menganalisa dapat memberikan kontribusi berupa saran untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Dengan berita-berita yang 'lunak' seperti yang saya jelaskan sebelumnya, itu bisa jadi membuat pemangku kepentingan tidak bergerak secara dinamis dan konsisten untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Masih santai menikmati pujian-pujian dari media dan netizen.

Ini mungkin tidak sependapat dengan para pembaca, tapi bagi penulis perlu sampaikan barang kali bisa menjadi salah satu sudut pandang. Karena penulis sendiri bukanlah penggemar bola. Dan barangkali juga bisa lebih objektif dalam memberikan sudut pandang dan penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun